Rumah besar itu kembali kosong, yang tadi ramai dengan para remaja, kini kembali menjadi tiga orang. Bara, ibunya, dan juga adiknya. Hanya Bara yang saat ini masih berada di ruang tamu, dan dirinya sedikit bingung dia ragu untuk bisa sampai ke kamarnya. Dia hanya menatap kaki dan tongkatnya secara bergantian.
"Dasar lemah," kesal disertai dengan decakan.
Bara menghela nafasnya panjang, dia menyandarkan dirinya pada sandaran sofa yang masih ia duduki. Laki-laki itu terpejam guna menenangkan dirinya dengan pikiran yang bermacam-macam. Didalam pikirannya, Bara tengah membayangkan kecelakaannya saat itu. Dia yakin, jika suami dari ibunya yang sudah membuat dirinya kecelakaan seperti ini. Secara, dirinya kecelakaan ketika berada di rumah Zara, dan ternyata ayah Zara pun juga datang. Beruntung, tidak berjalan ke arah rumah, dan memilih untuk berada di toko.
