Marko mengangguk ketika dia sudah yakin. Keduanya berjalan ke meja makan. Di atas meja itu sudah penuh dengan berbagai jenis makanan. Azalea tentu saja merasa terharu karena mereka sudah memasak sebanyak ini hanya untuk menyambut dirinya. Mereka mulai duduk ketika ibu Marko sudah kembali dengan vas bunga yang dia letakkan di meja depan. Mata Azalea sesekali mengecek Mayra yang sedang sibuk berlari di ruangan luas itu dengan pengawasan Bibi Hani.
Ibu Marko langsung sibuk mengambilkan makanan ke piring mereka semua. Azalea tertawa gugup ketika melihat jumlah makanan yang diletakkan ibu Marko di piringnya. Dia tidak pernah makan sebanyak ini sebelumnya. Tiba-tiba tangan Marko menyentuh tangan Azalea, membuatnya menoleh dengan kaget. Marko tersenyum sambil mengerling. "Tidak apa-apa, nanti aku bantu habiskan," mulutnya membentuk kalimat itu tanpa suara. Azalea langsung merasa lebih tenang.
"Jadi, kapan kalian akan menikah?"