Entah ke mana dirinya akan di bawa oleh Benny, hatinya begitu senang di saat bisa naik berduaan di satu mobil yang bukan dalam perjalanan pekerjaan. Diam-diam Vivian mengupdate status di sosial media tentang kebahagiaannya hari ini. 'Senangnya bisa jalan-jalan bersama dengan Tuan Benny, di saat beliau libur.' Kata itu dengan sengaja ia buat agar memperlihatkan kesan bahagia dan bisa memamerkan kepada karyawan dan teman-temannya yang lain.
Tanpa sepengetahuan dari Benny karena saat itu dengan sengaja Vivian bisukan pembaruannya kepada Benny. Perjalanan mereka terus berjalan, dan tiba-tiba saja Benny berhenti di sebuah danau.
"Ayo turun," ajak Benny yang lebih dulu turun.
Walaupun merasa heran kenapa dirinya diajak ke sebuah danau, namun hal itu membuat Vivian merasa menjadi spesial. Ditambah suasana danau itu terlihat sangat romantis.
"Pasti kamu bertanya-tanya ya kenapa aku sampai bisa mengajakmu ke sini," ucap Benny dengan tiba-tiba.
"Benar, Pak. Sebab, biasanya Bapak tidak pernah mengajakku ke sini. Tapi, ngomong-ngomong katanya Bapak sudah menikah ya? Maaf, aku hanya tidak sengaja mendengarnya."
"Ya memang benar, hanya saja aku tidak senang dengan pernikahan itu. Lebih jelasnya lagi pernikahan itu terjadi karena anakku merasa nyaman bersama wanita itu," sahut Benny seraya pandangannya lurus ke depan.
"Oh begitu, tapi, Pak, kenapa banyak yang tidak Bapak undang? Bagaimanapun itu adalah pernikahan penting yang harus kami datangi, dan kami merasa bersalah karena tidak hadir di pernikahan itu. Jujur saja, Pak. Aku sebagai sekretaris mu juga tidak tahu dengan pernikahan mu ini." Vivian merasa tidak dihargai meskipun ia takut mengatakan hal itu.
"Ya aku awalnya berpikir kalau itu salah satu cara yang bagus, tapi ternyata salah aku sudah menyesal. Tapi, sepertinya kamu bisa menjaga anakku beberapa waktu ketika dia berada di kantor. Sebab, aku tidak ingin anakku di pegang oleh istriku karena dia sudah terbukti memiliki hubungan dengan pria lain, dan karena inilah aku mengajakmu ke sini. Jika berbicara di kantor tentunya tidak akan bisa seperti ini, dan pasti ada saja orang lain yang tahu," jelas Benny dengan niatnya
Membuat Vivian terdiam ketika mendengar Benny berkata seperti itu. Dia merasa jika atasannya kini sudah memberikan ruang tersendiri sampai meminta menjaga anak. Padahal selama ini Vivian tidak pernah dipercayai untuk menjaga anaknya Benny.
Dalam kesenangannya itu, dengan berusaha sekuat tenaga untuk tidak tertawa, hingga membuat Vivian menahan tawanya sampai batinnya berkata. "Bagus sekali, ini adalah jalanku untuk bisa semakin mendekati Benny melalui anaknya. Dia pasti akan sangat menyayangiku jika aku bisa menjaga anaknya. Itu artinya kalau Rey meminta perjodohan kami batal, ya sudah masih ada cadangan yang lebih wow!"
"Sebentar, Pak, apa maksudnya ini Bapak sudah memberikan kepercayaan padaku untuk merawat Berlyn?" tanya Vivian yang berusaha menyakinkan.
"Ya tentu saja. Niatku untuk membawa Berlyn ikut kembali ke kantor karena aku tidak bisa lagi percaya dengan istriku itu, dia benar-benar sudah membuatku marah. Bisa-bisanya dia tidak menjaga nama baikku dengan pergi bersama dengan pria lain, bahkan sekarang kabar mereka sedang tersebar di semua orang, dan itu yang semakin membuatku kesal dengannya," jawab Benny sampai membuatnya mengepalkan tangannya diam-diam.
"Apa? Sekarang tersebar luas? Tapi, aku tidak tahu apapun dengan kabar berita itu bahkan siapa istri dari Pak Benny sebenarnya? Memangnya berita apa yang tersebar? Anehnya kenapa kabar ini bersamaan dengan kabar tentang Bianca dan Nicky?" batinnya Vivian dalam kebingungannya.
"Ya ampun, aku turut prihatin atas semua yang sedang menimpa dirimu, Pak. Memang tidak seharusnya wanita itu selingkuh, dan aku juga tidak habis pikir pria sempurna seperti Bapak bisa sampai di selingkuh. Benar-benar tidak tahu terima kasih, tapi maaf karena aku sudah lancang bicara, Pak. Kalau boleh aku tahu memangnya siapa istrimu, Pak? Mana tahu aku juga kenal," tanya Vivian dengan sengaja.
"Kamu memang kenal dengannya, dan dia juga pernah satu perusahaan dengan kita. Hanya saja pernikahan itu bukan terjadi karena saling cinta, tapi dia sendiri yang memintanya supaya bisa menjaga anakku. Namanya Bianca, dan aku harap kamu jangan beritahukan hal ini karena aku berpikir kamu itu sekretaris ku, maka dari itu aku mengatakan hal ini. Sebab itulah, aku tidak ingin kalau sampai anakku dipegang oleh ibu yang tidak bertanggung jawab seperti Bianca," sahut Benny.
Sontak saja membuat Vivian terkejut dan merasa bingung ketika mendengar nama istrinya Benny. Membuat dia benar-benar tidak habis pikir bahwa Benny bisa menikahi wanita sederhana seperti Bianca, terlebih bukan terlahir dari keluarga berada.
"Jadi, istrinya Bapak itu Bianca? Yang menjadi office girl kemarin kan? Aku sedikit terkejut mendengar, Pak. Lantas saja Bapak tidak ingin semua orang tahu ternyata dia sendiri yang meminta menjadi ibu sambungnya Berlyn. Apakah Bapak tidak curiga dengan wanita itu?"
Vivian pun menahan senyumnya di saat melihat Benny yang sudah mulai percaya dengan setiap ucapannya, batinnya Vivian pun berkata. "Bagus sekali, akhirnya aku tahu juga. Dengan begini aku bisa menjelekkan Bianca di depan Pak Benny, lagian siapa suruh wanita tidak tahu diri itu main sok-sokan jadi istri pengusaha kaya raya. Lihatlah aku akan membuat kamu malu, Bianca."
Benny menatap kearah Vivian dalam kebingungannya, ia hanya menjawab dengan gelengan kepala saat belum mengetahui maksud dari ucapan Vivian itu.
"Maaf, Pak. Bukan maksudku ingin membuat Pak Benny benci dengan wanita itu, tapi semenjak aku kenal dengannya, aku merasa dia pintar sekali mencari muka. Ini bukan saja tuduhan, tapi sebuah kejujuran. Awalnya aku tahu dengan Bianca karena kekasihku begitu dekat dengannya, bahkan Rey sampai memberikan rumah khusus untuk Bianca tinggal dulu, dan aku melarangnya karena aku berpikir itu sudah terlalu berlebihan. Mulai sejak hari itu, Rey mulai kasar padaku sampai mengabaikan aku. Akhirnya Bianca tahu diri dan mengembalikan rumah itu, tapi tetap saja Rey berpikir bahwa semua ini adalah kesalahanku. Jelas-jelas aku marah, Pak. Pernikahan kami tidak akan lama lagi berlangsung, tapi sampai detik ini sikap Rey selalu buruk padaku. Dia bahkan juga mengancam untuk membatalkan pernikahan kami. Aku jadi, bingung sekarang," curhat Vivian dengan raut wajahnya yang terlihat begitu sedih.
Dengan sengaja Vivian membuat raut wajahnya menyedihkan agar Pak Benny bisa percaya dengannya. Acting Vivian tidak terlalu buruk karena saat kecil dia pernah mengikuti audisi menjadi artis, walaupun di babak final dia harus kalah. Tapi, tetap saja bakatnya itu tidak pernah hilang, dan cita-citanya menjadi artis masih belum kesampaian. Terlihat Benny seperti sudah mulai percaya.