Ketidaktahuannya membuat semua teman bahkan wanita kalangan ibu-ibu juga mengatakan dirinya sebagai perebut milik orang lain. Tanpa terduga pun, kabar berita itu sampai masuk di ponselnya Benny m saat itu dia sedang rebahan sembari mengotak-atik ponselnya. Tetapi, hal itu membuat dia begitu tidak menyangka dengan rekaman viral yang sedang beredar.
Terlihat Bianca dengan Nick berbicara dari hati ke hati, bahkan ada juga pelukan mesra yang mereka perbuat. Padahal itu hanyalah sebuah gambar dan diedit menjadi sebuah video menarik. Dalam sekejap mata, amarah Benny melihat hal itu langsung kesal. Dia hanya tidak ingin dipermalukan sebagai seorang suami, meskipun Benny lupa bahwa pernikahan mereka tersembunyi. Namun, tanpa Benny sadari, ia sudah mulai cemburu dengan semua kabar berita itu.
Saat itu mencari Bianca malam itu juga, dan memberikan pelajaran kepada wanita itu. Tapi, Benny teringat jika anaknya sedang tertidur pulas. Ketidakadaan Bianca di rumahnya membuat Benny tidur di kamar anaknya. Ia pun akan berpikir hukuman apa yang harus ia berikan kepada istrinya itu. Begitupun dengan teman-teman kantornya Benny, yang sudah melihat semua kabar berita terbaru. Bahkan Nick dan Rey tidak menyangka.
Dengan cepat Rey segera menemui adiknya itu, dan menanyakan semua kejelasannya. Meskipun saat itu, wajah Nick terlihat memar akibat hantaman pukulan dari Benny waktu itu. Walaupun demikian, Rey tidak simpati meskipun adiknya sedang terluka, dia hanya ingin tahu semua tentang kebenaran yang sedang ia lihat.
"Nick, katakan padaku apa maksudnya ini? Kenapa sampai kalian berpelukan di dalam club? Apa kamu lupa kalau Bianca adalah istrinya Benny? Ya ampun, Nick. Pak Benny pasti akan marah padaku karena dia tahu kamu itu adikku." Terlihat Rey begitu kesal.
"Sebetulnya bukan perkara kamu adikku ataupun bukan, Nick. Tapi, kenapa kamu ingin terang-terangan merebutnya hatinya Bianca? Jelas-jelas aku ingin memiliki dia setelah pertunangan ku dengan Vivian berakhir," batinnya Rey.
"Kenapa kamu harus marah padaku? Salahkan papa dan mama kita jika karena aku adikmu, Rey. Lagipula ini semua jelas-jelas ada orang yang sengaja ingin merusak semua pertemanan aku bersama dengan Bianca. Tapi, siapa yang diam-diam sudah mengambil semua ini? Padahal aku memeluk Bianca karena ada urusan penting yang kami bahas. Aku rasa ini pasti perbuatannya Pak Benny. Dia pasti ingin menjelekkan nama baikku. Besok aku akan menghadapinya, meskipun aku tahu akan kalah, tapi ini menyangkut harga diri." Nick terlihat tidak sabaran hingga berkata dengan sesuka hatinya.
Mendengar hal itu, membuat Rey menepuk jidatnya dengan cepat, lalu ia berkata. "Bisa tidak kamu berpikir sedikit? Apa kamu yakin, kamu bisa membuat Benny marah? Ingat dia itu atasanku. Jadi, jangan sampai karena ulah bodoh mu, aku bisa terjadi masalah. Terlebih yang akan malu adalah dirimu bukan dia, dan satu hal lagi orang-orang masih belum tahu bahwa Bianca memiliki hubungan khusus dengan Benny. Jadi, jangan salah langkah karena itu akan menyakiti Bianca. Sebaiknya kamu diam saja dan cari tahu siapa pelaku yang sudah menyebar berita ini."
"Benar juga ya, aku sampai lupa kalau Benny bersama dengan Bianca sudah menjadi suami dan istri walaupun rumah tangga mereka tidak jelas. Untung saja Rey, kamu mengingatkan aku, dan asal kamu tahu sekarang, wajahku ini sampai seperti ini karena atasanmu itu. Padahal Bianca datang hanya ingin curhat denganku, tapi dia sudah menjadi gila temperamen seperti itu," ketus Nick dengan ejekannya.
"Ya sudah seharusnya kamu mendapatkan pukulan itu karena jika Benny temperamen maka kamu tidak waras. Ah sudahlah, sekarang di mana keberadaan Bianca? Aku ingin menemuinya," tanya Rey dengan raut wajahnya yang datar.
"Tunggu, malam-malam seperti ini kamu ingin bertemu dengan Bianca? Hei, baru saja kamu mengatakan aku tidak waras, lantas dirimu harus kusebut apa? Bodoh, kabar buruk tentang Bianca sedang tersebar dan kamu masih ingin menemui dia malam-malam seperti ini. Tidak perlu, dan aku tidak akan memberitahukan di mana keberadaan Bianca, cukup aku saja yang tahu, kamu jangan," bantah Nick dengan cepat meskipun kepada abangnya sendiri.
"Ya sudah kalau enggak kasih tahu, biarkan aku sendiri yang akan menghubungi Bianca," sahut Rey dengan santai seraya mengambil ponselnya dari saku celana.
Namun, saat itu dengan cepat Nick ikut mengambil ponselnya juga, dan berkata. "Silahkan saja, tapi lima menit kemudian Vivian akan marah padamu. Ingat, kalian sudah tunangan meskipun aku tahu kamu terpaksa, tapi jangan lupakan tunangan mu itu tidak suka dengan Bianca. Bukankah ini sebuah cara untuk membuat kamu berdiam diri saja di sini, Rey?"
"Arghh! Nick! Kamu berani melawanku. Baiklah bulan ini aku tidak akan memberikan kamu uang bulanan, cari saja sendiri uangnya," ketus Rey sembari berteriak, dan merasa gemas melihat tingkah adiknya yang tidak dapat membuatnya menahan amarah. Untung saja adik kandung pikir Rey dengan tenang.
"Jangan lupakan, brother. Aku bekerja sebagai DJ, dan kamu hanya pegawai kantor, cukup melelahkan dan membosankan. Jangan lupa perkejaanku mengasyikkan dan uang selalu lancar," sahut Nick dengan begitu senang membuat abangnya naik pitam. Indah sekali perdebatan ini.
"Dasar adik kurang ajar!" Berlalu ke luar dari kamarnya Nick, membuat Rey meredam emosinya. Meskipun marah, tapi dia tidak benar-benar marah dengan adiknya, melainkan hanya ingin membuat adiknya takut. Tapi, usia mereka yang tidak begitu jauh membuat Nick selalu saja senang dengan pertengkaran bersama dengan kakaknya.
Di sisi lain, Bianca masih berada di luar ruangan. Ia masih sangat senang dengan menikmati udara malam. Dengan perlahan semua rasa bosan dan kesakitan yang baru-baru ini ia rasakan ikut menghilang, walaupun ia tahu, kelak ia harus melewati semua kesakitan itu demi sebuah surat kontrak yang sudah bertandatangan di atas kertas. Menghirup udara segar, dan berada di bawah pohan yang rindang.
Walaupun demikian, ia juga merasa jenuh dan sangat ingin mendengar musik di ponselnya. Tepat di saat Internet terbuka, tiba-tiba saja banyak sekali pesan masuk kepada dirinya. Membuat dia bingung kenapa tiba-tiba banyak orang yang menerornya. Bahkan pesan-pesan itu juga datang dari orang yang sebelumnya tidak pernah ia kenal, dan bukan hanya itu saja semua sosial media yang selama ini Bianca gunakan untuk mengirimkan kesenangannya dalam berfoto ria, juga ikut menjadi sasaran banyak orang. Hingga foto indahnya diserang tanpa ia tahu sebabnya apa. Satu-persatu Bianca mulai membaca semua komentar dari mulut hasil ketikan semua orang. Betapa dirinya tidak menyangka, yang saat itu menyebutkan bahwa Bianca seorang perebut. Di luar nalarnya Bianca, hingga membuatnya tercengang sampai tidak dapat berkata-kata lagi.