Hajar merasa sangat heran bagaimana mungkin ada seseorang yang bertamu ke rumahnya tersebut dengan sangat tiba-tiba dan bahkan di siang hari karena memang biasanya sangat jarang sekali seseorang bertamu ke rumahnya.
"Mama paman ini memberikan aku ayam goreng keranjang yang sangat banyak." ucap dari Yakub sambil tersenyum kepada Hajar.
"Kamu sudah mengucapkan terima kasih nak?" tanya Hajar pada anaknya.
"Sudah, ngomong-ngomong sekarang aku ingat bahwa Paman itu adalah orang yang waktu itu kukatakan pernah menatap Mama dengan sangat kagum waktu di cafe." ucap Yakub.
Langsung saja sontak Hajar merasa terkejut bagaimana mungkin orang tersebut mengaguminya. Sedangkan pria tersebut menurutnya terlalu tampan dan sepertinya orang kaya kelas atas sedangkan dirinya hanyalah lah orang biasa dari kelas menengah.
"Maaf Tuan sebelumnya ada yang bisa saya bantu dan apa maksud Tuan memberikan anak saya makanan?" tanya dari Hajar yang to the point.
"Saya baru saja pindah rumah dan kita sekarang bertetangga rumah saya ada di samping dari rumah anda, sebagai seorang tetangga baru saya ingin bersikap ramah dengan berbagi makanan." ucap dari Ilyas yang yakin bahwa sepertinya memang hajar tidak mengenalinya lagi.
"Terima kasih Tuan yang telah mau bersikap ramah kepada kami, pantas saja tadi ada banyak sekali mobil barang yang disamping Ternyata anda penghuni baru dari rumah sebelah. Oh iya siapa nama Anda Tuhan?" ucap dari Hajar yang tersenyum manis.
"Saya Ilyas, Nyonya Hajar salam kenal dan putra anda ya aku sepertinya seorang anak yang manis dan juga sangat baik." ucap dari Ilyas merasa kagum dengan wajah berumur 5 tahun tersebut yang sangat bersikap sopan santun dan juga penurut.
Saat ini Yakub tidak mempedulikan Ilyas yang sedang memujinya, karena memang ya aku sedang sibuk menghitung ayam keranjang yang dibawakan oleh Ilyas tersebut dia melihat begitu banyak ayam keranjang yang dibawa yang dikasih oleh tetangga baru mereka tersebut, tentu saja dia merasa sangat senang dan juga merasa sangat ingin memakan ayam goreng kesukaannya tersebut.
Sebelumnya memang tadi di Ilyas setelah bercakap-cakap dengan Yakub yang memang sangat ramah dan dan sangat cerdas daripada seorang bocah pada umumnya yang masih berumur 5 tahun yang kebanyakan tidak akan peduli dengan orang baru.
"Salam kenal Tuan Ilyas dan sepertinya Anda sudah mengenal anak saya Yakub. Anda bisa meminta bantuan saya ataupun anak saya nanti jika anda berada dalam suatu masalah." ucap Hajar dengan ramah.
"Terima kasih Nyonya Hajar selain suara Anda yang indah dan anda sangat pintar bermain piano ternyata anda juga sangat ramah dan baik." ucap dari Ilyas yang masih pura-pura tidak mengenali seorang Hajar karena dia tidak mungkin berkata kepada Hajar yang sepertinya tidak mengenalnya sama sekali dan memaksa Hajar untuk mengingatnya hal itu malah akan memperburuk hubungannya nanti ke depan lebih baik Ilyas berpura-pura baru saja mengenali seorang Hajar.
Walaupun memang dari hati terdalam seorang Ilyas sangat tidak rela jika gadis kecil yang sangat disayanginya tersebut melupakannya tetapi dengan perlahan nanti ia akan berusaha untuk mengingatkan Hajar tentang kisah mereka belasan tahun lalu.
"Oh iya maaf Nyonya Hajar sebelumnya apakah kalian tinggal bersama suami anda?" ucap Ilyas yang sudah berusaha untuk berhati-hati jangan sampai menyinggung perasaan dari Hajar.
"Tidak Tuan saya belum menikah." ucap Hajar dengan jujur.
"Kalau begitu maafkan saya yang telah menyinggung perasaan Anda nyonya." ucap Iyas.
"Tidak apa-apa Tuhan saya tidak merasa tersinggung." ucap Hajar sambil tersenyum manis.
"Mengapa Paman berkata dengan sangat Formal kepada Mama, bukankah sebelumnya tadi Paman saat berbicara padaku meminta bahwa aku harus memanggil Paman saja. Mengapa Paman tidak dan Mama tidak memanggil dengan kata yang santai?" ucap dari Yakub.
Kedua orang dewasa tersebut pun merasa sangat kagum dengan pemikiran dari seorang Yakub dia bahkan bisa membedakan mana suasana formal dan tidak formal, tentunya tidak asing lagi dengan sikap jenis dari anaknya berbeda dengan seorang Ilyas yang memang baru kali ini berinteraksi langsung dengan Yakub yang tentunya sangat terkagum dengan bocah mungil yang sangat jenius baginya tersebut.
"Tadi Mama dan Paman Ilyas bersikap formal karena memang kita baru pertama kali bertemu. Berbeda dengan kita jika sudah akrab mungkin kita akan mengganti panggilan dengan panggilan lain." ucap dari Hajar yang sebenarnya merasa sangat bingung dengan pertanyaan yang ditanyakan oleh anaknya tersebut.
"Baiklah kalau begitu karena aku telah memanggil mu Yakub, maka aku akan memanggil Mamamu dengan panggilan Mama Yakub saja. Apakah kamu setuju?" tanya dari Ilyas pada Yakub.
"Iya Paman aku sangat setuju karena memang Mama ini, hanyalah Mama Yakub saja saat ini." ucap dari Yakub.
Untuk saat ini apa yang dikatakan oleh Yakub adalah benar karena mungkin nanti Hajar akan menikah dengannya dan tentunya akan memiliki anak dengannya lalu Hajar tidak hanya akan menjadi Mama dari Yakub saja tetapi juga mama dari anak-anaknya. Bahkan Ilyas tidak peduli jika sebelumnya memang Hajar telah mempunyai anak diluar nikah atau apapun itu yang terpenting baginya Hajar saat ini belum menikah dan baginya itu adalah kabar yang sangat baik.
Sedangkan Hajar hanya mampu tersenyum manis melihat tingkah anaknya yang sangat menggemaskan baginya, hanya anaknya tersebut sangat cerdas dan mudah sekali menangkap pelajaran apapun yang diajarkan oleh nya atau pada saat di sekolah Yakub sangat pintar dan terkesan jenius dari teman-temannya yang lain.
"Mama saat ini sudah siang. Apakah aku boleh makan ayam goreng ini?" tanya Yakub yang meminta izin pada hajar.
"Iya nak. Ayo kita makan siang, apa kau tidak berniat untuk mengajak Paman baru mau itu makan siang bersamamu?" katanya Hajar pada anaknya.
"Oh iya aku lupa..., Paman ingin ikut makan siang bersama aku dan Mama, Mama juga telah memasak makanan yang lain yang sangat enak loh?." ucap dari Yakub.
"Boleh?" tanya dari Ilyas ya memang merasa sangat penasaran dengan masakan dari gadis mungil nya tersebut.
"Tentu saja boleh eh tuan maksudnya Paman Ilyas." ucap dari Hajar yang langsung menjawab ucapan Ilyas karena mengingat bahwa anaknya tersebut menginginkan mereka tidak menggunakan bahasa yang formal.
Tentunya Ilyas merasa sangat lucu dengan panggilan dari Hajar tetapi baginya panggilan tersebut, lebih baik dari panggilan Tuhan yang terkesan sangat formal diterimanya setidaknya dia sudah dianggap oleh Hajar seorang tetangga baru yang ramah.
"Ayo paman kita makan bersama. Ayo kita ke meja makan Mama sudah memasak masakan yang sangat enak Paman Pasti sangat suka nanti dan bukan tidak mungkin akan menghabiskan semuanya."ucap dari Yakub yang langsung bersikap sangat akrab kepada Ilyas.
Tetangga baru mereka tersebut yang tidak lain adalah Ilyas dan bahkan Yakub telah menarik tangan Ilyas untuk mengajak laki-laki dewasa yang sangat tampan tersebut masuk ke dalam rumah dan menuju kearah ruangan makan.