Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Lagu semesta / Universe song Chapter 2 ( Her and Sky)

🇮🇩filanro
--
chs / week
--
NOT RATINGS
13.5k
Views
Synopsis
Lanjutan Chapter 1 Dia menemukan "Dia" dalam gelap cahaya redup, Yang seakan terang seakan memberi kehidupan. Dia lupa Makhluk itu tidak sempurna, makhluk itu rapuh. Dia "Nada".
VIEW MORE

Chapter 1 - 1.Dia

Aku bangun, agak awal dari biasanya.

Pagi ini terasa dingin sekali, entah tubuhku yang kehilangan berat . aku membersihkan diri sambil pikiranku berada di hari kemaren. ya ada hal yang sudah lama tidak kurasakan, seakan hidup ini kurang 1 helai.

" Makhluk itu sungguh indah" aku bergumam.

perasaan ini menggantung di langit - langit otak

tidak jatuh ke bawah , dan tidak pula melekat di sana. ah, sudahlah aku meyakinkan diriku untuk tidak terbawa gravitasi nya. jangan lucu dengan berani - beraninya memikirkan, apakah dia memikirkan aku juga? bahkan dia mungkin tidak menyadari kamu ada di dunia ini, aku membentak pikiranku sendiri.

Aku bersiap berangkat , dengan menghitung hasil yang aku dapat semalam. aku menyisihkan untuk sewa, dan tagihan lain .

sisa untuk 1 porsi makan siang yang berada dalam kantongku, beginilah hidupmu wahai diriku yang malang, masih berani memikirkan "makhluk itu"? .. aku berjalan menyatu dengan udara pagi dan bunyi - bunyian hewan penghias pagi. seakan seperti ketukan nada yang tidak beraturan.

aku ingat kutipan William shakespeare yang berbunyi "The earth has music, for those who listen" semesta ini punya musik, bagi siapa yang mendengarkan, seperti itulah arti katanya .

sungguh maknanya luas , entah itu musik yg bermaksud bunyi - bunyian semesta atau bermakna kejadian, dan hal - hal yang terjadi dalam hidup. hentakan demi hentakan kedalam hidup.

Aku sampai, di tempat pertama aku menggantungkan nasib di awal hari.

sepasang suami isteri ini telah duduk dengan santai, siap bertarung dengan sejumlah pembeli yang kadang tidak semuanya menyenangkan.

mereka tersenyum kepadaku, aku membuka percakapan "apakah dunia ini bertambah dingin, atau aku yg kehilangan berat badan aku bertanya".

si bapak cuma tersenyum, dan si ibu menjawab "tidak penting apa yang sebenarnya sedang kamu alami di dua hal itu, yakinlah dunia ini akan baik suatu saat nanti" dia berkata dengan pelan dan tenang. entah kenapa itu membuatku sejuk . aku menjawab, "jadi harapan selalu ada"? aku bertanya . sambil menaruh teh hangat gratis untukku si ibu menjawab, "ya nak, jangan membenci duniamu, karena duniamu menjadikanmu seseorang di luar dugaan mu". aku mengangguk paham, dan meminum teh sedikit terburu - buru. ada hal yang di sebut harapan, hal ini bisa menguatkan ketika kau lemah, dan menjanjikan sesuatu yang kau pun tidak tahu apa.

sungguh harapan adalah sesuatu yang menarik.

Aku mengambil tempat dimana aku akan menghabiskan hari sampai matahari terbit dengan gitar di bahu, dan lagu acak yang aku nyanyikan.

kadang aku sedikit merasa bersalah atau kadang merasa menggangu pagi mereka, "apakah orang - orang di pagi hari ingin di hibur"? entahlah mungkin tidak semua hal harus di tanyakan. kadang berhenti bertanya pada diri sendiri itu perlu dilakukan. aku memilih lagu - lagu berdasarkan umur atau perawakan pembeli yang aku lihat. mereka yang akan menjadi pendengar . aku memilih lagu dengan hati - hati, irama yg indah ditelinga , strumming gitar yang tidak terlalu keras, atau terbawa emosi dalam lagu yang bisa mengaduk emosi saat menyanyikannya.

aku menyanyikan lagu k 2 dari James Blunt, penyanyi solo yang lagunya seperti rintihan nya. setelah lagu nya yang berjudul "High" aku nyanyikan aku melanjutkan ke lagu yang berjudul "You are beautiful" . lagu yang sama sekali tidak seromantis judul nya. lagu yang mengungkapkan ke tidak mungkinkan seseorang untuk di balas cintanya oleh dia yang ia cintai.

aku sedikit hanyut dalam liriknya yang cukup mengaduk pikiran yang tertuju ke makhluk kemaren sore yang menangkap mata dan pikiranku. aku bergumam,

"Baiklah James, lagu ini sedang aku rasakan, tapi aku akan berusaha tidak jadi korban dalam situasi yang mungkin akan datang, diriku sudah cukup menderita hari demi hari".