Endru kini berhasil lagi dalam penyamarannya di antara penumpang bus. Dari sana berpura-pura menjadi sosok tidak tahu. Bus melintas dari hadapan Dilan dengan santainya. Kedua tangan yang merangkul pinggang Six Peck. Sepertinya Dilan kehilangan jejak dari Endru. Dengan berat hati, ia pun kembali tanpa membawa kabar baik.
Kakinya lurus melangkah maju menuju kompleks perumahan. Melihat sang kakaknya masih berdiri dengan melenggut kepala ke kiri dan ke kanan. Dilan hanya bisa menatap iba kepada sang kakak perempuannya.
Perlahan masuk lalu mendekati Mona—kakak perempuannya. "Kakak, ayo kita masuk! Kita akan pergi ke klinik lagi sebentar lagi," ajak Dilan.
Tampak kekhawatiran serta kecemasan yang bergelut penuh di seluruh raut wajahnya.
Dari dalam rumah, Dilan mulai mempersiapkan baju untuk sang kakak untuk mandi. Ia harus menunggu tepat di depan pintu kamar mandi dengan tertutup agar sang kakak tidak takut saat mengguyur air ke tubuhnya.
Byuurr!