Di depan mataku berhadapan dengan seorang wanita yang mencoba menggantikan posisiku kemarin. Dan dia yang bertanggung jawab penuh atas kejadian yang tidak aku ketahui saat ini.
Sudah lebih satu tahun, aku melewati semua ini tanpa memikirkan posisi pekerjaan, hingga ada saatnya aku melupa.
Namun, wanita yang ada di hadapanku mencoba menutupinya.
"Kau bicara apa? Bukannya foto itu sudah ada sebelum aku membuka Laptopmu," tampik Anindira, membela diri.
Aku mengernyitkan dahi seakan tak percaya dengan apa yang dikatakan olehnya. Dengan cepat aku memajukan wajahku mendekati raut si wanita penggoda ini.
"Hei, aku tidak perduli dengan posisimu saat ini. Tapi, setidaknya kita sudah seimbang sekarang. Aku hanya ingin mengingatkanmu satu hal, katakan atau kau akan mendapatkan ganjarannya," bisikku dengan mantap.
Langkah ini memberanikan diriku menghadapi si wanita ini, sedangkan matanya benar-benar berkeliling untuk menghindari tatapanku.
