Mata Dilan seakan menunjukkan rasa simpati sekaligus cemas terhadap perubahan yang tiba-tiba itu. Genggaman Yuna masih menahan posisi lengan Dilan agar tidak melanjutkan pembicaraan.
Yuna menggeleng pelan berarti tidak usah melakukan apa pun.
Praak!
Desingan kembang api tampak meluas dan megah di atas kepala mereka. Warna warni itu menyelimuti segala penglihatan yang ada.
Semua bersorak bahagia bagaikan temu yang jarang menghampiri. Mata Dilan terlepas hingga menengadah untuk percikan kembang api yang megah. Diikuti dengan kepala Yuna yang senada dengannya.
Ketiganya sama-sama melihat aksi kembang api yang memukau. Namun, dari samping belakang Dilan, penglihatan Sandiara seakan redup sesaat. Kedua tangannya meraih kepala untuk menahan rasa sakit yang tidak tertahankan.
"Akh!" rintihnya.
Dilan masih belum mengetahui kalau sang kakak hampir saja tumbang dari posisi duduknya. Rasa perihnya kian menusuk kepala, ia pun memekik dengan keras.
"Aaaaakh!"