Putus cinta, ah itu biasa terjadi pada pasangan muda yang ada di belahan dunia ini. Hari ini aku benar-benar putus asa karena mengucapkan kata pisah untuk sang kekasih yang selalu aku dambakan.
Namun ....
("Aku tidak menerima jawaban atau permintaanmu, sampai kapan pun aku akan tetap menunggumu, mungkin sampai aku mati,") tutur Jebran dari dalam telepon.
Aku masih mendengar ucapannya itu, tapi tidak bisa kuteruskan lagi. Aku tidak ingin menunggu lagi, tapi aku bisa terus bermimpi dengan melupakan perlahannya waktu.
("Jangan pernah lupa dengan janjiku.")
Tut! Tut! Tut!
Tanganku tiba-tiba melepaskan ponsel lalu terjatuh ke atas lantai berlapis karpet kain. Mataku hanya menatap diam menghadap ke depan pandangan. Rautku mungkin sedikit runtuh lalu terjatuh ke bawah penglihatan.
Aku memejamkan mata sembari mengerutkan kening dan menetes air mata pilu. Di atas semua luka ini pasti akan tergantikan lagi, aku yakin itu.