Chereads / OUR JOURNEY / Chapter 73 - Bab 72

Chapter 73 - Bab 72

"Njir Fey belum tidur Lo?" Tanya Reiga kepada Freya yang berdiri sambil menggendong Tania.

"Nih, Lo lihat kan? Gue lagi nidurin anak Gue," kata Freya seraya menimang-nimang Tania.

"Kan udah tidur mau digimanain lagi?" Tanya Hao yang kurang peka.

"Kalau ditaruh di kasur dia bangun. Kalau gak tahu apa-apa mending diem deh!" Bentak Freya sehingga membuat Hao kicep.

"Kak Fey Gue mau gendong boleh gak?" Tanya Justin sambil menatap dalam wajah Tania yang tertidur pulas.

"Boleh hati-hati ya Jus," kata Freya lalu menyerahkan Tania dengan sangat hati-hati ke gendongan Justin.

"Ssshhh ssshhh cup cup cup sama Om Justin itu Tania," kata Freya lalu mengarahkan Justin untuk berdiri.

"Gendongnya sambil berdiri tapi gak papa kan Jus?" Tanya Freya dan dijawab anggukan oleh Justin.

Justin terlihat sangat bahagia ketika menggendong Tania. Bahkan Justin yang memiliki tubuh kekar malah terlihat imut saat menggendong Tania yang kecil dengan penuh kehati-hatian.

"Gila si Justin umur berapa sih? Gede banget badannya," kata Hao yang takjub melihat proporsi tubuh Justin.

"Baru mau lima belas atau enam belas deh kayaknya," jawab Nayara.

"Gue yang udah dua puluh tahun gini masih aja cungkring hiks," kata Hao dilebih-lebihkan.

"Iya ya Ho bisa-bisanya anak muda zaman sekarang pada subur-subur. Apalah daya kita yang terlahir di zaman batu," kata Reiga lalu mendekatkan dirinya ke arah Hao.

"Heh heh mau ngapain Lo monyet?" Tanya Hao sambil menjauhkan tubuhnya otomatis.

"Bentar Ho Gue butuh pelukan. Gue tadi stalking sosmednya Hana, ternyata dia udah ada pawang baru," kata Reiga lalu menyenderkan tubuhnya di dada Hao.

"Hana? Lo belum move on emang? Cari gitu kek siapa, jangan sampe Lo belok loh," kata Freya.

"Nggak mungkin lah otak Gue masih berfungsi nih. Lagian wajar kan kalau Gue sakit hati lihat mantan jalan sama pacarnya yang baru? Gue gak sekuat Nayara yang gak nangis waktu diputusin," kata Reiga memelas.

"Iya lah gak nangis kan Nayara yang mutusin bukan diputusin. Iya kan Nay?" Kata Hao kepada Nayara dan Nayara mengangguk menanggapi pernyataan Hao.

"Terus yang sama Jesse ini dia kan nangis. Katanya Jesse yang mutusin Lo Nay," kata Reiga.

"Jesse nyesel mutusin Lo," gumam Hao.

"Dari mana Lo tahu Ho? Cenayang?" Tanya Freya penuh selidik.

"Gue denger dari geng sebelah. Waktu itu Gue gak sengaja lewat depan kelas Jason, terus salah satu temennya bilang Jesse mutusin Nayara karena takut malah menghancurkan nama baik geng dia. Kan ada tuh peraturan kalau gak ada yang boleh diputusin kalau mutusin boleh," jelas Hao.

"Gimana tuh Nay? Perjuangin lagi gak?" Tanya Reiga.

"Eh jangan Nay! Rei ih! Gak baik Lo deket-deket sama Jesse," kata Hao.

"Gue juga gak mau kali," kata Nayara.

"Widihh kenapa gak mau Nay? Jesse ganteng loh," kata Hao.

"Tadi Lo bilang jangan! Hao emang otak babi!" Teriak Freya.

"Gak mau aja, udah ada orang baru yang ngisi hati Gue," kata Nayara.

"Siapa tuh?" Tanya Reiga dengan nada menggoda.

"Aaaa Nayara.... Cikiwir," kata Hao ikut-ikutan.

"Nay baru pulang? Kemana aja?" Tiba-tiba suara bass yang sangat dikenali Nayara terdengar dari arah belakang Nayara.

"Itu di sofa siapa?" Tanya orang yang tak lain adalah Nicholas.

"Owh itu supir Justin tadi Naya juga sempet nganterin William ke rumah sakit makanya agak lama," jelas Nayara.

"Belum mandi? Mandi sana pake air anget biar gak sakit," kata Nicholas dan Nayara langsung menuruti perkataan Nicholas.

"Ini Lo berdua ngapain di sini?" Tanya Nicholas kepada Reiga dan Hao.

"Makan lah Lo gak lihat emang?" Kata Reiga santai.

"Tahu nih Niko bonar!" Kata Hao ikut-ikutan.

"Banyak banget ngambilnya mau bikin bangkrut keluarga Gue Lo?" Kata Nicholas.

"Sekali-sekali anjir pelit amat. Ortu Lo juga kaya!" Kata Reiga. Tak mau ribut dengan temannya Nicholas memutuskan untuk menghampiri Justin.

"Justin, William gimana? Udah istirahat?" Tanya Nicholas sambil berjalan menghampiri Justin yang sedang anteng menggendong Tania.

"Udah kak tadi kak Nayara nganterin dia ke rumah sakit juga," kata Justin sambil berbisik.

"Apaan Gue gak denger?" Kata Nicholas.

"Tadi kak Nayara udah nganterin William ke RS," kata Justin sedikit mengeraskan suaranya namun tetap saja Nicholas masih tidak dapat mendengar apa yang Justin bilang.

"Apaan sih Jus kaya nyamuk tahu gak sih suara Lo?" Teriak Nicholas.

"Ck! Tadi udah dianterin Kak Nayara ke RS! Budek!" Teriak Justin sehingga membuat Tania menjerit menangis.

"Astaga Tania maafin Om. Kak Niko sih gara-gara!" Kata Justin panik.

"Cup cup sayang gapapa," kata Freya lalu menenangkan putrinya itu.

"Maafin Justin Kak Fey. Ah kak Nicholas gak seru banget!" Kata Justin.

"Gapapa kok Justin santai aja. Biasa memang kalau anak kecil itu denger suara keras nangis," kata Freya.

"Tapi tetep aja jadi gak enak sama Tania. Maafin Om ya sayang?" Kata Justin sambil menggenggam tangan mungil Tania.

"Rei? Lo berani gak jorokin Niko ke kolam ikan?" Tanya Hao.

"Berani lah ngapain enggak. Mau nyuruh jorokin Justin juga berani Gue," kata Reiga.

"Coba sono!" Tantang Hao.

Dengan langkah berani Reiga mendekat secara diam-diam ke belakang Nicholas. Dengan persiapan yang matang akhirnya Reiga berhasil mendorong tubuh Nicholas ke dalam kolam ikan. Namun saat Ia akan mendorong Justin, Justin dengan sigap membalik tubuh Reiga sehingga Reiga lah yang masuk ke dalam kolam ikan.

"Bwahahahaha senjata makan tuan rasain Lo!" Teriak Hao dari kejauhan.

"Bagus Justin! Membalaskan dendam dengan gaya," kata Freya dengan tawa yang sudah tak dapat di hentikan.

"Sialan Lo Jus! Anjir dingin banget weh!" Kata Reiga hendak bangkit namun ditarik lagi oleh Nicholas sehingga dirinya makin basah kuyup.

"Woy woy Nik! Sialan!" Umpat Reiga.

"Awas wey itu ikannya mabuk!" Kata Freya mengingatkan mereka berdua.

"Kak Fey Gue duluan yah udah malem nih," kata Justin kepada Freya.

"Iya iya hati-hati bwahahah. Titip salam sama tante Adele," kata Freya di sela-sela tawanya.

"Kak Reiga kak Niko Gue pulang dulu ya bye-bye," teriak Justin sambil berlari menjauh dari mereka.

"Gue duluan ya kak Ho," kata Reiga dan dibalas anggukan oleh Hao.

"Kak Nay Gue balik," kata Justin saat berpapasan dengan Nayara di tangga.

"Eh bentar Justin ini catetannya William nyelip di tas Gue," kata Nayara lalu menyerahkan buku tulis kepada Justin.

"Balikin aja langsung sama orangnya besok," kata Justin sambil tersenyum.

"Besok kan sabtu," kata Nayara.

"Ya main lah ke rumah. Udah ya Gue pulang," kata Justin lalu membangunkan supirnya dan meninggalkan kediaman Keluarga Kalendra.

Nayara hanya mengidikkan bahunya heran melihat Justin tergesa-gesa pulang. Nayara lalu memutuskan untuk kembali ke taman belakang.

"Kak Hao Gue mau ngomong sesuatu sama Lo boleh gak?" Tanya Nayara lalu duduk disebelah Hao.

"Boleh lah nanya apa emang?" Tanya Hao.

"Bukan mau nanya tapi lebih ke mau bilang sesuatu sih," kata Nayara.

"Iya bilang aja semuanya," kata Hao berusaha meyakinkan Nayara.

"Waktu itu dokter ngasih tahu Gue kalau Kak Alex gak akan bertahan lama karena organ tubuh dia udah rusak. Dan walaupun ada yang donorin organ tetep gak mempan," kata Nayara sambil tertunduk.

"Kita semua udah tahu. Bahkan Alex sendiri juga udah tahu Saka yang cerita," kata Hao sambil menepuk pundak Nayara.

"Lain kali jangan dipendam sendiri loh Nay. Alex juga temen Gue temen kita semua. Kita semua udah kaya saudara kandung susah senang bareng-bareng. Lo gak perlu takut karena biarpun kita sehat kita bakal balik ke sang pencipta. Iya kan?" Kata Hao bijak.

"Maafin Naya kak," kata Nayara sambil tertunduk.

"Bukan salah Lo, wajar juga sih Lo ragu ngasih tahu kita. Gue juga kalau ada di posisi Lo pasti gak bisa langsung bilang. Yang perlu kita lakuin itu berdoa," kata Hao.

"Bener kak harusnya Naya ngasih tahu kalian dari awal," kata Nayara lagi.

"Kapan ujian Lo? Tiga bulan lagi kan? Mudah-mudahan Alex bisa bertahan sampe sana, kita bakal liburan bareng-bareng dan ngelakuin apa yang nggak bisa kita lakuin bareng Alex," kata Hao dan membuat Nayara tersenyum.

"Sayang Tania hilang!" Teriak Nathan dengan wajah pucat dan napas yang tersengal-sengal.

"Nay! Ho! Lo lihat anak Gue gak? Atau jangan-jangan kalian yang nyulik anak Gue! Ngaku kalian!" Teriak Nathan ke arah Hao dan Nayara yang bengong menatapnya.

"Apaan sih anjir! Tuh bini Lo lagi gendong anak Lo sekalian ngetawain Nicholas sama Reiga kecebur kolam! Enak aja Lo nuduh-nuduh kita," kata Hao sambil menunjuk ke arah Freya yang tidak bisa berhenti tertawa.

"Sayang Tania gak ada dikamarnya cuma ada Sania," kata Nathan sambil menangkup pipi Freya hingga gadis itu susah untuk berbicara.

"Sania aja tadi sayang ayo cepet kita cari Tania!" Bentak Nathan.

"Woy woy Nath jangan kasar dong," kata Reiga yang basah kuyup dan menahan tubuh Nathan.

"Sayang kayaknya kamu mimpi buruk deh. Ini di gendongan aku siapa? Bukan Tania memang? Tadi Tania gak mau tidur aku ajak kesini, terus mana tahu aku kalau dibelakang rame yaudah diem sini bentar," kata Freya.

Byur!

Nicholas mendorong kembarannya ke dalam kolam dengan air yang sangat dingin itu. Nathan saat itu sedang tidak memakai baju dan hanya bercelana tipis saja sehingga Nathan merasakan dingin yang sangat menusuk.

"Bwahahahha rasain Lo!" Teriak Hao heboh begitupun Nayara yang menertawakan kakaknya.

"Astaga Niko Lo bener-bener ya kasihan suami Gue woy," kata Freya sambil tertawa pelan.

"Gue tandain ya muka Lo semua!" Teriak Nathan lalu segera berlari kedalam rumahnya.