Chereads / OUR JOURNEY / Chapter 71 - Bab 70

Chapter 71 - Bab 70

"Kenapa lama banget sih? Nay panggilin Jesse cepet!" Teriak Sandrina ke arah Nayara.

"Eh Lo Sandrina bukan sih? Yang ngejar-ngejar William yang suka sama Nayara. Terus sekarang malah jadian sama Jesse gitu? Murahan," kata Karin blak-blakan.

"Siapa Lo? Gausah sok tahu!" Teriak Sandrina lagi.

"Sayang lama banget sih," kata Sandrina lalu bergelayut manja di lengan Jesse.

"Nay Gue mau balik dulu," kata Jesse ke arah Nayara yang sedang menatap tajam ke arahnya.

"Udah sih pergi ya tinggal pergi aja! Ribet amat," kata Saka sinis.

"Anjir Saka Lo kaya cewek sumpah. Mulut Lo itu huwaahh pedes," kata Christ heboh.

"Maafin Gue semuanya," tiba-tiba Nayara mengatakan itu.

"Nay kan kita udah baikan udah lah," kata Christ.

"Ha?"

"Gausah maaf-maafan Gue juga tahu kali Lo gak bakal bisa marahan sama kita lama-lama ya kan?" Kata Karin.

"Ini bukan imajinasi Gue lagi kan? Nay sadar dong!" Kata Nayara dalam hati.

"Ini nyata Nay bukan imajinasi Lo doang," kata Andrew.

"Kita udah kembali ke Lo selamanya," kata Saka.

"Makasih ya kalian," kata Nayara senang.

"Tadi apa yang di bilang sama dokter Nay?" Tanya Christ.

"Gak ada cuma nyuruh kak Alex istirahat aja," bohong Nayara.

"Syukur deh itu di dalem udah selesai kan? Gue mau pamit nih mau ngerjain tugas," kata Karin.

"Iya Gue juga bilangin ya duluan," kata Christ lalu mengikut Karin.

"Kalau mereka ada berarti kita juga ada dong?" Kata Andrew panik.

"Hai Nay kenalin nama Gue Dita pacar Andrew," sapa Dita ramah.

"Hai," kata Nayara.

"Ayo babe buruan!" Kata Andrew lalu menarik tangan Dita.

"Tapi itu belum sempet kenalan ama dia," kata Dita namun tak dihiraukan Andrew.

"Ngapain Lo bohong?" Tanya Saka ke arah Nayara.

"Gue gak bisa Sak. Mungkin nanti Gue bakal bilang langsung ke Bang Jay," kata Nayara.

"Mau pulang bareng?" Tanya Saka.

"Gue bawa mobil lain kali aja ya," kata Nayara lalu meninggalkan Saka.

"Udah lese belum sih?" Tanya Saka yang langsung merebahkan dirinya di atas brankar Alex.

"Kok sendirian Lo?" Tanya Alex.

"Mereka udah pulang Gue ditinggal sendiri. Kapan Lo bisa pulang?" Tanya Saka.

"Secepatnya doain," kata Alex.

"Semoga Lo cepet ketemu sama yang nyiptain Lo," canda Saka.

"Eh anjir Sak mulut Lo! Gak boleh gitu weh! Gue masih kangen," kata Reiga lalu memeluk Alex.

"Rei jijik lepas!" Kata Alex.

"Soms!" Kata Reiga.

****

"Tiga bulan lagi kalian akan naik ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu kelas dua belas! Tapi kalian gak mau berusaha sama sekali untuk mendapatkan nilai yang bagus! Selama sepuluh tahun saya ngajar disekolah ini, baru pertama kali ketemu sama kelas yang katanya unggulan tapi nilai kacau!" Teriak Guru di depan kelas Nayara.

"Cuma ada tiga siswa yang nilainya bagus. Reihan, Nayara, dan Jaya! Yang lainnya mau gimana? Remedi lagi? Gak capek apa ngulang terus ngulang terus! Kalau saya gak ngajar di kelas seenggaknya punya inisiatif lah belajar sendiri bukak bukunya jangan ngobrol sama temen!" Lanjut guru itu.

"Sudahlah ibu capek sama kelas kalian! Terserah kalian abis ini mau ngapain!" Kata guru itu lalu keluar kelas tanpa bicara sepatah katapun.

"Ih ngeselin banget sih tu guru! Lagian siapa suruh cuti lama-lama giliran nilai jeblok ngamuk-ngamuk," omel Rendi sambil berusaha memahami materi.

"Sayang aku gak ngerti sama ini jelasin," rengek Tiara ke arah Reihan.

"Nay bantu dong," kata William sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Nayara.

"Gue gaplok Lo ya!" Bibir Nayara berucap namun tanpa suara.

"Nanti gimana kalau kita ke cafe belajar terus belajar bareng?" Usul Reihan.

"Hmm Gue free hari ini gak ada les," kata Rendi semangat.

"Tapi Lo gak boleh ngajak Wulan," larang Reihan.

"Dih ngapain gak boleh?" Tanya Rendi sambil mengerutkan dahinya.

"Lo batal belajar nanti malah bucin jadinya. Udah pokoknya nanti gak ada yang boleh bawa pacar. Kamu juga sayang, nanti kita berdua bukan pacar oke. Aku temen sekelas yang ngajarin kamu materi," jelas Reihan.

"Demi pelajaran aku rela jadi temen kamu untuk sehari ini doang!" Kata Tiara meyakinkan dirinya.

"Untung kita belum pacaran ya kan Nay?" Bisik William di telinga Nayara. Dan Nayara hanya memutar bola matanya malas.

"Permisi," sapa seorang gadis.

"Ketua kelas di kelas ini siapa ya?" Tanya gadis itu lagi.

"Gue, ada apa?" Jawab Reihan.

"Ng itu, Gue murid baru. Kata kepala sekolah disuruh nyari ketua kelas kelas ini," katanya lagi.

"Iya Gue kenapa lo nyariin Gue?"

"Gue murid baru. Kata..,"

"Kepala sekolah disuruh nyari ketua kelas kelas ini. Iya Gue tahu tapi buat apa nyari Gue?" Tanya Reihan.

"Gak tahu kata kepala sekolah disuruh nyari ketua kelas kelas ini karena Gue murid baru," kata gadis itu yang membuat mereka semua menghela napas pasrah.

"Iya anjir Gue tahu Lo murid baru terus disuruh nyari Gue. Tapi ngapain? Gue disuruh ngapain sama kepala sekolah tadi?" Tanya Reihan mulai geram.

"Iya tapi Lo jangan bentak hiks," kata gadis itu dan mulai mengeluarkan air matanya.

"Eh bukan gitu maksud Gue. Astaga ini kenapa lagi? Hey bukan gitu maksud Gue," kata Reihan mencoba menenangkan gadis itu.

"Caper banget sih!" Gumam Tiara.

"Dih cemburuan," ejek Rendi.

"Diem gak Lo!" Kata Tiara sambil meninju lengan Rendi.

"Hayo Lo anak orang Lo nangisin. Na hayo anaknya nangis bapaknya potong kumis setiap hari kamis," ejek Rendi sambil tertawa terbahak-bahak.

"Rendi sialan dibilangin jangan ngejek pacar Gue!" Teriak Tiara.

"Maafin Gue, yah? Jangan nangis dong. Lagian Lo tadi ngomongnya muter-muter sih. Aduh ssshhh maafin Gue ya?" Kata Reihan masih setia menenangkan gadis yang tengah menangis di hadapannya.

"Kok mukanya kaya familiar gak sih?" Tanya William ke arah Nayara.

"Menurut Gue sih nggak," jawab Nayara.

"Bentar-bentar, Gue tahu ni orang tapi ketemunya dimana ya? Ssshh otak main dong," kata William.

"Lo yang minta tolong ke Gue waktu hujan kan? Minta anterin ke toko buku?" Tanya William dan seketika membuat gadis itu berhenti menangis.

"Iya Gue inget Lo sekarang," kata gadis itu sambil tersenyum lebar. Reihan hanya menatap aneh gadis itu.

"Lo murid baru? Wah gak nyangka sih Gue kita ketemu disini. Tadi Reihan disuruh ngapain sama kepala sekolah?" Tanya William.

"Disuruh ngatur tempat duduk ulang biar nanti Gue bisa duduk deket dia," kata gadis itu.

"Bilang kek dari tadi ngapain pake nangis segala? Caper banget jadi cewek," gumam Tiara.

"Ma-maaf," kata gadis itu sambil menunduk.

"Cepetan atur bangkunya! Pokoknya aku gak mau duduk jauh dari Nayara!" Bentak Tiara.

"Gue gak mau duduk di depan. Kalau boleh deket Nayara biar bisa nyontek hehe," kata Rendi.

"Jangan pisahin Gue sama Nayara," kata William.

"Gue mau balik ke tempat duduk Gue dulu. Kalian lanjut aja belajarnya ampe bel masuk. Serahin ke Gue," kata Reihan.

"Terus Gu-Gue duduk dimana?" Tanya gadis itu.

"Sementara di bangku pojok sana aja dulu. Orang yang duduk disana gak masuk," kata Reihan lalu kembali ke tempat duduknya.

"Oke guys jadi ini denah tempat duduk kita yang baru," kata Reihan di depan kelas.

"Sayang kok aku duduk sama Rendi? Gak mau!" Teriak Tiara yang tak terima jika Rendi nantinya akan menjadi teman sebangkunya.

"Gue setuju sama denah itu," kata William.

"Kok?" Teriak Tiara kaget.

"Kan bangku Gue ga pindah tetep disini," jawab William dengan wajah santai.

"Yaudah kalo gitu kamu mau duduk sama siapa? Nayara?" Tanya Reihan.

"Eh enak aja! Gak ada yang boleh duduk sama Nayara selain Gue," kata William.

"Kok Lo tengil sih Will?" Tanya Nayara kesal.

"Ssshhh! Ini demi kebaikan Lo juga," kata William.

"Mau duduk sama kamu sayang," rengek Tiara.

"Kan aku udah duduk di depan Kamu. Lagian aku disuruh duduk sama dia sama kepala sekolah, gimana dong?" Tanya Reihan dengan wajah yang sedih.

"Yaudah deh aku setuju. Tapi Lo harus jaga jarak dari pacar Gue!" Perintah Tiara ke gadis itu.

"Ribet banget sih cuma ngatur denah tempat duduk doang!" Kata Santi.

"Iri aja Lo jomblo," kata Rendi membuat semua orang tertawa karena ulahnya.

"Jauhin itu tas Lo jangan sampe nempel," kata Tiara kepada gadis itu.

"Iya sayang gak bakal deket-deket," kata Reihan lalu mengusap kepala Tiara lembut.

"Ini buat denah baru ya anak-anak?" Tanya Pak Arya saat baru masuk ke dalam kelas Nayara.

"Nggak pak kita digusur," jawab Rendi julid.

"Okeh itu gak penting. Yang penting sekarang itu kita gak ada pelajaran praktek olahraga hari ini. Jadi kita akan membahas segala materi yang ada di buku," jelas Pak Arya.

"Kok gak ada praktek? Gak seru banget pak!" Protes para siswa.

"Tadi nilai ulangan kalian jeblok kan? Makanya kepala sekolah nyuruh semua guru fokus ngajarin materi," jelas Arya.

"Gak seru banget tuh bu guru! Dikit-dikit ngadu," omel Rendi.

"Yasudah cepat buka buku kalian."

"Pak maaf," kata Reihan sambil mengangkat tangannya.

"Iya Rei ada apa?" Tanya Pak Arya.

"Ada murid baru," kata Reihan sambil menunjuk gadis yang ada di sebelahnya.

"Owh yasudah silahkan perkenalkan diri kamu," kata Pak Arya lalu mempersilahkan gadis itu berdiri di depan kelas.

"Perkenalkan nama saya Putri Maulani biasa dipanggil Astrid," kata gadis yang bernama Astrid itu.

"Namanya Putri Maulani tapi dipanggil Astrid dari mana cobak?" Tanya Tiara heran.

"Udah selesai Astrid? Baiklah kamu boleh duduk lagi," kata Arya.

"Pengumuman kepada seluruh siswa kelas unggulan. Kalian akan mendapatkan kelas extra sepulang sekolah sampai jam sembilan malam. Kami pihak sekolah sudah berunding dengan orang tua kalian. Terima kasih," terdengar suara toa yang arahnya dari kantor guru.

"Apaan anjir gak seru banget," kata salah satu siswa.

"Kelas extra mulu! Drakor Gue menanti nih," rengek yang lainnya.

"Sudah dengar kan kalian pengumumannya? Siapkan mental kalian untuk nanti dan persiapkan diri untuk ulangan hari ini," kata Arya sehingga membuat seluruh kelas ribut karena mengeluh kepada Arya.