Tok! Tok! Tok!
Jason bangkit dari kasurnya lalu mengarah ke pintu dan membukakannya untuk orang yang ingin menemuinya.
"Loh Sandrina? Ngapain?" Tanya Jason.
"Boleh masuk gak kak? Pingin nanya sesuatu soalnya hehe," kata Sandrina.
"Boleh masuk aja," kata Jason mempersilahkan Sandrina masuk.
"Mau nanya apa?" Tanya Jason sambil mengambil tempat nyaman di atas sebuah kursi kayu.
"Ng itu," kata Sandrina ragu.
"Tanya aja gapapa santai," kata Jason berusaha meyakinkan Sandrina.
"Sandrina suka sama Jesse kak," pekik Sandrina sambil menutup kedua matanya erat. Sandrina sedikit mengintip dan melihat Jason hanya duduk diam.
"Kak Jason?" Panggil Sandrina.
"Ya gimana ya San, kalau di jelasin tuh bakalan panjang kan nih. Tapi tahu diri aja deh, Mama gak bakal ngizinin kalian pacaran lagi pula Jesse udah ada Nayara. Cari cowok lain aja," jelas Jason sambil menggaruk belakang kepalanya.
"Maaf kak," kata Sandrina sambil tertunduk.
"Jadi mantu Mama tuh bukan cuma soal pendidikan doang, Gue tahu Lo suka sama Jesse dan Lo pinter. Mungkin karena hal itu Lo PD bilangnya, tapi status sosial Lo lebih rendah daripada Mama. Dan juga....," Jason menjeda kalimatnya sebentar.
"Lo anak perempuan yang udah ngancurin keluarga Gue. Dan ya, Gue juga gak akan setuju sama hubungan Lo dan adik Gue. Ada lagi yang mau di tanyain? Atau masih ada yang kurang jelas?" Tanya Jason.
"Nggak kak maaf ganggu," kata Sandrina lalu keluar dari kamar Jason. Kata-kata Jason lumayan menampar Sandrina, harusnya dia sudah tahu jika ini akan terjadi. Jatuh cinta dengan Jesse? Jangan mimpi! Sandrina akhirnya memutuskan untuk kembali ke kamarnya.
"Kata-kata Gue tadi kejam gak ya? Duh lagian ada-ada aja si Sandrina suka sama Jesse. Hadeeh auk ah!" Kata Jason lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur.
Jason tak berniat melukai hati Sandrina, dan dirinya juga tidak mau jika Jesse dan Sandrina mengalami hal yang sama dengan dirinya dan mantan kekasihnya.
****
Nayara masuk ke dalam rumahnya dengan perasaan gugup. Beruntung seluruh lampu sudah padam dan itu artinya seluruh penghuni rumah sudah tertidur. Nayara sangat lelah hari ini padahal cuma duduk di kursi sambil mengobrol sedikit dengan Ibu Jesse.
Tiba-tiba lampu menyala menampakkan Nicholas dan Nathan yang sudah berdiri di tangga dengan wajah menyeramkan. Nayara meneguk ludahnya gusar, pikirannya seketika kosong.
"Asik jalan berdua sama Jesse, hmm?" Tanya Nathan.
"Ng..," Nayara hanya menunduk tak berani menatap mata kakaknya.
"Udah selesai masalahnya Nay?" Kini giliran Nicholas yang bertanya dengan intonasi berat.
"Hehe," Nayara hanya bisa tertawa canggung. Ini sudah larut malam dan dirinya sangat kelelahan. Ia berharap datang keajaiban yang membuatnya bisa lari dari kedua kakaknya ini.
"Kak please Nayara ngantuk banget. Besok Nayara janji jelasin semua ya? hooaammm," kata Nayara lalu berlari ke dalam kamarnya dan mengunci pintu.
"Huh huh mampus Gue," kata Nayara lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur dan tidur dengan cepat.
Jam menunjukkan pukul tiga pagi, Nayara tiba-tiba terbangun dan tidak bisa tidur lagi. Ia memutuskan untuk mandi mengingat jika dirinya seharian ini belum sempat membersihkan diri.
"Capek banget astaga Gue hari ini. Ada makanan gak ya? Laper," gumam Nayara lalu pergi ke dapurnya.
Nayara melihat Nicholas sedang duduk diruang tamu sambil membaca sebuah buku.
"Jam setengah empat ngapain belum tidur?" Tanya Nicholas tanpa menoleh ke arah Nayara.
"Mau makan, kakak mau makan juga gak? Nay buat-,"
"Nggak!" Jawab Nicholas cepat sebelum Nayara menyelesaikan kalimatnya.
"Gue udah siapin mental buat ini," kata Nayara laku mengacuhkan Nicholas dan pergi ke dapur untuk membuat pancake.
Nicholas memerhatikan gerak gerik adiknya. Ia bingung tumben sekali Nayara mengabaikan dirinya, biasanya Nayara akan memohon sampai Nicholas memaafkannya. Nicholas lalu bangkit dan menghampiri Nayara yang sedang menyantap pancake di meja makannya.
"Kamu bilang William ikut terus tadi kenapa William dateng ke sini nanyain kamu?" Tanya Nicholas.
"Naya bohong soal William. Dia sebenernya gak ikut," jawab Nayara santai.
"Kenapa kamu bohong?" Tanya Nicholas lalu duduk tegap di hadapan Nayara.
"Kalau nggak bohong emang kakak ngizinin Naya pergi berdua doang sama Jesse? Huh, biarpun sama William, Reihan, Rendi kalau udah sama Jesse mesti deh ga di izinin. Masalah Kak Niko sama Jesse itu apa sih?" Kata Nayara lalu menaruh garpunya dan menegak segelas cokelat panas yang sempat Ia buat.
"Aukh panas! Ssshhh," kata Nayara. Ia lupa untuk meniup cokelatnya.
"Tanya aja langsung ke Jesse kamu bakal tahu kebejatan Jesse," ujar Nicholas.
"Gak perlu, Naya udah tahu. Kak Niko, Kak Nathan, Bang Jay, Kak Reiga, Kak Hao, dan Kak Putra pernah duel kan sama geng Jesse. Dan Jesse berhasil bikin salah satu temen kakak koma. Sampai sekarang," jelas Nayara sehingga membuat Nicholas membelalakkan matanya.
"Owh Jesse udah cerita? Bagus deh," kali ini Nathan yang sudah dari tadi memerhatikan kedua saudaranya itu.
"Lo udah tahu kenapa masih mau sama dia? Selama ini mantan Lo goodboy semua terus sekarang kenapa malah badboy gini?" Tanya Nathan sambil berdiri dan melipat tangannya di depan dada.
"Pertama, semua mantan Naya gak sebanding sama Jesse. Cuma Jesse yang selalu sabar ngadapin Naya. Buktinya hubungan Naya sama Jesse yang paling lama bertahan dibandingkan hubungan Naya sama mantan-mantan Naya," jelas Nayara.
"Yang kedua, bukan Jesse yang ngasih tahu Naya tapi kak Jason. Kak Jason gak mau Naya disakitin sama Jesse. Dan menurut Naya ini bukan sepenuhnya salah Jesse," lanjutnya.
"Maksudnya bukan sepenuhnya salah Jesse itu gimana ya? Jelas-jelas dia yang udah nonjokin temen kita sampai koma sampai sekarang. Gara-gara dia temen Gue jadi gak tahu apa yang udah terjadi, apa yang udah dia lewatin!" Bentak Nathan.
"Terus kenapa Lo malah ngajak duel geng Jesse? Lo kira Gue gak tahu kalau sebenarnya geng Lo yang nyari masalah duluan!" Teriak Nayara tak mau kalah.
Nicholas dan Nathan menatap satu sama lain. Hati mereka hanya berisi dendam dan kebencian namun lupa jika geng mereka lah yang membuat semua ini terjadi.
"Lihat? Kalian diem! Berarti Gue bener dong? Ini yang Gue benci dari kalian berdua! Selalu nyalahin orang tanpa pernah mau bercermin!" Kata Nayara sinis. Gadis itu langsung meninggalkan dapur dan pergi ke kamarnya.
"Apa yang udah dilakuin si Jesse sialan sampai-sampai Naya jadi kaya gitu!" Kata Nathan emosi.
"Naya gak salah Nath, kita yang salah," ujar Nicholas pelan.
"Maksud Lo? Lo lupa gimana dulu Jesse ngebukin Alex? Tanya Nathan tidak santai.
"Gue gak pernah lupa Nath. Tapi kita yang salah, kita udah menutup semua fakta bahwa kita yang pertama buat onar. Dimulai dari malam itu.....,"
Dua Tahun Yang Lalu.....
Seorang laki-laki dengan sekujur darah di tubuhnya dilemparkan begitu saja oleh Alex, sang ketua. Laki-laki tampan dan tinggi serta pandai bergulat. Ia merupakan ketua ketiga setelah Bang Jay dan Nathan.
"Woy mana katanya ada petinju di geng Lo! Suruh keluar cepet!" Teriak Alex.
Dengan tertatih laki-laki itu berlari masuk ke sebuah bangunan yang terbengkalai.
"Mau apa Lo nyari kita?" Tanya Jesse.
"Cih!"
Tanpa aba-aba Alex langsung menyerbu Jesse dan menghantam Jesse langsung di titik vitalnya. Teman-teman Jesse dan geng Alex menyerang satu sama lain. Pertarungan ganas yang tak bisa dihentikan oleh siapapun terus berlanjut hingga Polisi datang dan menghentikan perkelahian itu.
Dan di sinilah mereka sekarang, di kantor polisi. Jesse dan Alex sama-sama melemparkan tatapan tajam untuk satu sama lain.
"Permisi pak saya Jason wali Jesse," kata Jason sambil berlari.
"Saya Zaidan wali Alex," kata Bang Jay.
"Kalian bangga kaya gitu ha?!" Teriak Bang Jay di depan seluruh geng Alex.
"Kita bikin geng ini tuh bukan untuk nyari masalah! Mulai sekarang Gue bakal bubarin geng ini!" Kata Bang Jay sambil menunduk.
"Apa-apaan Bang? Gak bisa dong!" Teriak Alex tak terima.
"Terus kalau Lo gak terima kenapa? Bisa emangnya ngebatalin pembubaran geng, ha?! Lo cuma ketua dibawah Gue!" Kata Bang Jay sambil menarik kerah baju Alex.
"Semua bubar!" Teriak Bang Jay. Tak perlu waktu lama semua orang sudah meninggalkan tempat itu. Kini tersisa Alex dan Bang Jay saja.
"Maafin Gue bang," kata Alex.
"Udah terlambat. Geng kita juga udah Gue bubarin semuanya setuju sama itu," jelas Bang Jay.
"Tapi apa alasan Lo ngebubarin geng Bang? Gue gak bisa nerima kalau Lo gak ngasih kejelasan," kata Alex.
"Gue sadar masa depan kalian masih panjang, mana masih muda lagi. Kalian belum tahu rasanya kehilangan kesempatan untuk sukses. Belajar yang bener, cari duit yang banyak. Abis itu terserah Lo mau bikin geng kek apa kek terserah Lo! Gue mau ke rumah sakit, istri Gue mau lahiran," kata Bang Jay lalu meninggalkan Alex.
"Akhhh sial! Ini semua gara-gara Jesse!" Teriak Alex.
Bugh!
Satu pukulan dari kayu besar mendarat di belakang kepala Alex membuat Alex terjatuh. Terlihat Jesse sedang berdiri sambil memegang blok kayu yang Ia gunakan untuk memukul Alex.
"Lo! Lo yang udah bikin salah satu sahabat Gue mati! Lo yang udah hancurin geng Gue sial Lo!" Teriak Jesse sambil memukul wajah Alex tanpa henti.
Penglihatan Alex mulai kabur dan Ia tak bisa menggerakkan badannya lagi. Ia berusaha bangkit namun tidak bisa, karena Jesse berada di atasnya sedang melayangkan pukulan-pukulan keras.
"Lo beraninya sama yang lemah doang! Gue tunggu undangan pemakaman Lo!" Kata Jesse lalu bangkit membiarkan Alex tergeletak dengan darah yang sudah mengalir deras dari kepalanya. Satu tusukan pisau dari Jesse yang tertanam tepat di ulu hati Alex tanpa sengaja di lihat oleh Nicholas.
"Alex!" Teriak Nicholas, Nathan, Reiga, dan Putra saat mendapati temannya tergeletak penuh darah dengan pisau yang menancap di dadanya.
"Cepet panggil ambulance!" Perintah Nicholas.
"Apa yang udah Lo lakuin sama temen Gue ha?!" Teriak Nathan.
"Gue cuma balas dendam. Gue duluan," Kata Jesse lalu meninggalkan mereka dengan santai.
"Alex gimana Woyy!" Teriak Hao yang datang bersamaan dengan Bang Jay.
"Dia koma sial!" Kata Reiga yang sudah tak kuasa menahan tangisnya.
"Harusnya Gue gak ninggalin Alex sendirian!" Kata Bang Jay.
"Ini semua salah si Jesse!" Gumam Putra sambil mengepalkan tangannya kuat.
Hingga saat ini mereka semua belum tahu jika Alex sudah membunuh salah satu orang penting di geng Jesse. Mereka hanya tahu Jesse menikam dan mengeroyok Alex hingga Ia menjadi seperti ini.