"Jesse? Sama siapa kesini?" Tanya Nayara.
"Gausah ngalihin pembicaraan Nay, dia siapa?" Bentak Jesse.
"Dia? Justin adiknya William. Tadi aku minta dia nganterin aku beli baju," jawab Nayara.
"Kenapa gak minta tolong sama aku?" Teriak Jesse hingga menjadi pusat perhatian satu restoran.
"Jesse jangan teriak-teriak ngomongnya malu," kata Nayara.
"Cih! Kalo selingkuh gak malu iya?!" Teriak Jesse lagi.
"Siapa yang selingkuh? Dibilangin aku keluar sama adiknya William," kata Nayara.
"Kalau bukan selingkuh ngapain mesra banget?" Kata Sandrina ikut mengompori Jesse.
"Lo mending gausah ikut-ikutan deh!" Kini Justin berteriak ke arah Sandrina.
"Kenapa Gue ga boleh ikut-ikutan? Lo masih kecil pulang sana!" Teriak Sandrina.
"Lo!"
"Jesse udah diem," kata Nayara.
"Jelasin ke aku ngapain kamu jalan sama dia? Lagian kalau dilihat-lihat ga mirip tuh sama William," kata Jesse.
"Sekarang coba kamu jelasin kenapa kamu bisa sama Sandrina? Berdua di mall ngapain?" Tanya Nayara balik.
Jesse tampak panik menanggapi ucapan Nayara. Dia benar-benar kehilangan kata-kata untuk menjawab pertanyaan Nayara. Jesse sadar jika dirinya juga melakukan hal yang sama dengan Nayara.
"Sayang aku bisa jelasin," kata Jesse.
"Cih! Justin ayo pulang," kata Nayara.
"Sayang tunggu dengerin dulu," kata Jesse sambil menarik tangan Nayara.
"Lepas! Sekarang terserah kamu, kamu percaya omongan Sandrina yang jelas-jelas pingin hubungan kita hancur atau kamu lebih percaya sama aku pacar kamu, nggak! Lebih tepatnya posisi aku sekarang ini adalah calon mantan kamu," kata Nayara.
"Maksudnya calon mantan apaan?" Tanya Jesse bingung.
"Aku gak bisa pacaran sama orang yang bahkan ga percaya sama aku. Lagian emangnya kalau aku keluar sama kamu bakal diizinin sama mama? Udahlah Jesse, nanti kita omongin lagi urusin tuh selingkuhan kamu dulu," kata Nayara panjang lebar lalu pergi dari hadapan Jesse diikuti Justin.
"Bye-bye mak lampir!" Kata Justin kearah Sandrina.
Jesse hanya menatap kepergian Nayara. Dirinya kalah, seharusnya Ia tak mengikuti egonya untuk melabrak Nayara.
"Kenapa Jesse?" Tanya Sandrina.
"Lo udah selesai belanja? Ayo kalau gitu Gue anterin Lo pulang," kata Jesse dengan wajah dinginnya.
Selama diperjalanan pulang Nayara hanya fokus menyetir tanpa ada percakapan apa pun diantara dirinya dan Justin. Justin selalu menoleh kearah Nayara memastikan gadis itu tak menangis, namun siapa sangka jika Justin hanya sia-sia jika mengawasi Nayara yang jarang menangis karena hal-hal sepele.
"Kak Lo keren deh tadi," kata Justin sambil mengangkat dua jempolnya.
"Keren kenapa?" Tanya Nayara.
"Maaf gara-gara Gue Lo jadi berantem sama pacar Lo. Seharusnya Gue tadi mesen online aja ish!" Kata Justin frustasi.
"Lihat kan gara-gara Lo nih Gue hampir jadi janda!" Kata Nayara lalu tersenyum kearah Justin.
"Kalau Lo jadi janda kan ada William pacaran aja sama dia," jawab Justin semangat.
"Lo mau jadi mak comblang antara Gue sama William ya? Gabisa Justin Gue gasuka William," kata Nayara.
"Miris banget nasib abang Gue astaga. Semoga nanti Gue dijauhkan dari yang namanya jatuh cinta sama perempuan kaya kak Nayara," kata Justin.
"Dih dasar! Kalo Lo ketemu cewek kayak Gue beruntung tahu,"
"Apaan beruntung? Ngalah mulu Gue bisa jadi. Kaya tadi Lo berhasil bikin pacar Lo ngep seribu bahasa," puji Justin.
"Kan Gue ngomong kenyataan, lagian tadi Gue juga salah ga bilang mau keluar bareng Lo," kata Nayara.
"Lo kalau marah-marah cantik banget deh kak ga kayak perempuan lain yang kalau marah bener-bener kayak monster mukanya," kata Justin.
"Bisa jadi cuma Lo doang yang bilang Gue cantik kalo lagi marah-marah. Yang lain mungkin mikir Gue juga serem," jawab Nayara.
"Nggak kak serius Lo cantik banget kalau lagi marah. Sering-sering marah deh Lo," ujar Justin.
"Cepet tua ntar Gue hilang dong cantiknya gimana sih Lu ah!" Omel Nayara.
"Lo bisa dateng gak lusa ke pertandingan Gue?" Tanya Justin penuh harap.
"Gatahu deh Jus tapi Gue usahain dateng deh," kata Nayara.
"Oke Gue tunggu kedatangan Lo," ucap Justin semangat.
"Jangan deh takutnya ke ghosting haha," kata Nayara sambil tertawa bersama Jesse.
"Cepet amat udah dateng," kata Nathan yang masih duduk diruang tamu bersama, Nicholas, Freya, dan juga William.
"Emang mau sampe kapan Lo nyuruh Gue diluar? Tahun depan, ha?" Teriak Nayara.
"Gausah teriak-teriak! Bayi Gue nanti budek dengerin suara Lo!" Kata Nathan sambil menutup perut Freya dengan kedua tangannya.
"Iya iya maap!" Kata Nayara lalu naik kekamarnya dan diikuti Justin tanpa sepengetahuan Nayara.
"Astaga Justin! Ish Lo mah bikin kaget!" Kata Nayara saat melihat penampakan Justin yang ada dibelakangnya.
"Hehe maaf kak Gue pingin lihat kamar Lo soalnya. Banyak banget bukunya pantesan Lo pinter," kata Justin sambil melihat-lihat buku yang tertata rapi di rak buku milik Nayara.
"Gue boleh baca gak kak? Minjem ini nanti Gue kembaliin deh," kata Justin sambil memperlihatkan salah satu buku kepada Nayara.
"Kalau Lo mau ambil aja mau Gue sumbangin juga," kata Nayara tanpa menoleh.
"Semua ini mau Lo sumbangin?" Tanya Justin kaget.
Nayara hanya menanggapi dengan anggukan saja.
"Gue mau minjem semua boleh gak? Kayaknya buku-buku Lo menarik nih buat dibaca. Nanti kalo Gue udah selesai baca Gue bawa kesini lagi deh ga Gue rusak janji," kata Justin.
"Iya, janji loh jangan dirusakin awas aja," ancam Nayara.
"Yes thanks kak!" Justin mengambil salah satu tas belanja besar lalu memasukkan buku kedalamnya. Justin melihat kearah Nayara yang sedang berdiri di jendela kamarnya sambil menatap keluar entah apa yang dilihatnya.
"Lihat apaan sih Lo kak? Serius amat," tanya Justin lalu mendekat ke arah Nayara.
"Lo bisa lihat gak rumah pohon disana?" Tanya Nayara.
"Ho'oh Gue lihat kenapa? Apakah Lo punya kenang-kenangan disana?" Tanya Justin.
"Disana Gue ketemu cinta pertama Gue entah kemana dia sekarang," jawab Nayara.
"Gue kira Lo pertama kali pacaran sama pacar Lo yang sekarang ini," heboh Jesse.
"Ya nggak lah! Gue udah laku dari dulu gak kayak Lo!" Ejek Nayara.
"Sombong amat! Ayo turun kak jangan dikamar mulu ntar Mateng loh," kata Justin sambil menarik tangan Nayara keluar dari kamarnya.
"Ngapain Lo kekamar Nayara Jus?" Tanya William.
"Mau minjem buku nih," jawab Justin santai.
"Maafin ade Gue ya Nay. Ga sopan banget sih Lo!" Kata William kepada Justin.
"Gapapa," jawab Nayara singkat.
"Kalo gitu Gue balik dulu ya kak, Nay," kata William.
"Hati-hati Will," jawab Freya.
"Gue balik kak Nay jangan kangen loh Lo ntar," kata Justin hendak memeluk Nayara namun dihadang Nicholas.
"Lo cowok dan adik Gue cewek! Jaga batasan!" Kata Nicholas.
"Hampir aja, Gue pulang ya kak Nah dada," kata Justin lalu keluar dari dalam rumah Nayara.
"Malu-maluin banget sih Lo Jus!" Kata William saat sudah di mobil.
"Lo tahu? Tadi kak Nayara berantem sama pacarnya gara-gara dia ngira Gue selingkuhannya kak Nayara," kata Justin.
"Jesse maksud Lo?" Tanya William.
"Gatahu Gue namanya. Tapi pacarnya kak Nayara juga keluar sama cewek kalau gak salah namanya Sandrina," kata Justin.
"Sandrina? Dia yang udah bikin Nayara sama Gisel renggang," gumam William.
"Serius?! Anjir pantesan mukanya kek lambeturah tulen!" Kata Justin.
"Lusa Lo tanding kan?" Tanya William.
"Yups! Dan kak Nayara bilang mau dateng. Lo jemput gih pasti dikasih sama tante Sherina," kata Justin.
"Apaan sih ga perlu," kata William.
"Lumayan loh Lo bisa date sama kak Nayara. Coba aja dulu," kata Justin.
Diam-diam William memikirkan perkataan Justin. Haruskah dia mengajak Nayara untuk menonton pertandingan Justin bersamanya? Lihat saja nanti.