"Gisel tumben kesini nyari Nayara 'kan? Tunggu ya Nayara masih ada les privat bentar lagi palingan selesai," kata Sherina sambil menyajikan beberapa cemilan dan minuman.
"Les privat? Kenapa gak sekolah biasa aja?" Tanya Gisel.
"Tante masih takut Nayara kenapa-napa jadinya tante suruh dia home schooling aja deh," jawab Sherina.
"Eh Gisel? Apa kabar?" Sapa Freya lalu ikut bergabung dengan Bastian, Gisel, dan Sherina.
"Baik kak selamat ya kak udah punya suami dan juga calon bayi," kata Gisel.
"Katanya Kamu pacaran sama Bastian? Dunia memang sempit ya ternyata," kata Sherina.
"Iya nih tan, udah lama Bastian di ghosting mulu," canda Bastian.
"Saya permisi dulu buk," kata tutor Nayara lalu pamit pulang.
"Nayara masih dikamarnya deh kayaknya. Tante panggil dulu," kata Sherina lalu bangkit dan menuju ke kamar Nayara.
"Nay turun yuk dicari tuh sama Gisel dan Bastian," kata Sherina sambil mengusap kepala Nayara yang sedang mengerjakan soal.
"Gabisa mah Naya sibuk! Nanti aja," jawab Nayara masih fokus dengan soal-soal yang harus Ia selesaikan.
"Nanti aja lagi kerjainnya kasihan loh temen Naya nunggu," kata Sherina.
"Nanti ga ada waktu ma. Mama pasti nyuruh Naya tidur cepet dan Naya harus bangun pagi-pagi buat ngerjain soal yang belum Nayara selesaiin," kata Nayara.
"Sebentar aja ya Nay ayo turun," bujuk Sherina.
"Ma please lah biarin Nayara ngerjain ini dulu lagian mereka bukan sahabat Naya lagi!" Kata Nayara.
Sherina kaget dengan perkataan Nayara. Sherina memutuskan untuk keluar dari kamar Nayara dan menemui Bastian serta Gisel.
"Mana ma Nayara?" Tanya Freya.
"Kalian punya masalah ya sama Nayara? Tadi tante coba bujuk Nayara tapi Naya bilang kalian bukan sahabatnya lagi maksudnya apa?" Tanya Sherina.
"Maaf tante ini kesalahan Gisel. Gisel yang udah hancurin persahabatan kita," kata Gisel sambil menangis.
"Gisel jangan nangis nak, gapapa. Biasa di dalam suatu hubungan pasti ada aja masalah yang bikin kalian renggang. Tapi usahain jangan lama-lama," kata Sherina.
"Tante yakin Nayara pasti maafin kalian berdua. Nayara lagi PMS deh kayaknya akhir-akhir ini sering marah," lanjutnya.
"Gisel boleh ketemu Nayara gak tante? Gisel pingin biar masalahnya selesai sekarang," tanya Gisel.
"Boleh dong masuk aja kamar Nayara yang itu," kata Sherina.
Gisel lalu melangkahkan kakinya kearah pintu Nayara. Gisel mengetuk pintu Nayara tanpa suara sehingga membuat Nayara kesal.
"Ma apaan sih? Tinggal buka aja susah amat," Nayara membatu ditempatnya saat melihat Gisel sudah berdiri didepan kamarnya dengan senyuman tulus.
Nayara buru-buru menutup pintunya namun Gisel berhasil menyelinap masuk kekamar Nayara. Nayara tidak menghiraukan Gisel sama sekali, Ia malah asik mengerjakan soal yang tadi diberikan oleh tutor privatnya.
"Nay Lo masih nyimpen buku gak? Yang waktu dulu sempet Gue pinjem?" Tanya Gisel namun tak dijawab oleh Nayara.
"Lo baik-baik aja kan? Selama Lo koma ada cerita gak?" Tanya Gisel yang tampaknya terus berjuang membujuk Nayara.
"Maafin Gue Nay Gue tahu Gue salah. Kita sahabatan lagi kaya dulu ya Nay? Gue kangen Lo," kata Gisel sambil memeluk Nayara dari belakang.
"Gisel lepas!" Ucap Nayara.
"Gamau Gue kangen sa-,"
"Gisel Gue bilang lepas!" Teriak Nayara.
Gisel lalu melepas pelukan Nayara dengan terpaksa. Nayara membalikkan badannya dan menghadap Gisel.
"Gue udah tanya sama Lo apa bener hubungan kita berakhir sampai di sini? Dan Lo bilang iya dengan entengnya. Sekarang Lo mau hubungan kita kaya dulu lagi? Ga bisa Gisel Gue udah pernah ngasih Lo kesempatan satu kali tapi Lo rusak lagi. Gue gamau berhubungan sama orang yang gak percaya sama Gue. Udah Lo mending balik aja jangan ganggu Gue, Gue mau belajar," kata Nayara lalu kembali fokus mengerjakan soal-soalnya.
"Gue mau minta maaf sama Lo! Kasih Gue satu kesempatan lagi Nayara Kanendra!" Teriak Gisel sambil merampas buku dan pulpen yang ada ditangan Nayara lalu membuangnya ke sembarang arah.
"Gisel apa-apaan sih Lo?!" Teriak Nayara.
"Gue salah Nay! Gue minta maaf, maafin Gue Nayara," kata Gisel sambil menangis.
"Maafin Gue Nay," kata Gisel lagi kali ini Gisel berlutut sambil memegang tangan Nayara.
"Astaga Gisel!" Teriak Bastian lalu memeluk Gisel.
"Nay maafin lah Giselnya gak boleh kaya gitu," kata Nathan mencoba membujuk Nayara.
"Naya sayang dia sahabat kamu loh," kata Sherina ikut membujuk Nayara.
"Nayara," omongan Freya terhenti karena melihat Nayara menyeringai.
"Wah kalian bener-bener!" Kata Nayara.
"Di sini kenapa Gue jadi ngerasa kalau Gue itu orang yang jahat, ya? Seakan-akan semua masalah sumbernya dari Gue. Mama dan Lo kak Nathan! Kalian ga tahu apa-apa gausah ikut campur sama masalah pertemanan Nayara!" Teriak Nayara.
"Kalian tahu? Dia udah dua kali nuduh Nayara khianatin dia dan dia bahkan gamau dengerin penjelasan Nayara dan malah milih buat ngikutin orang yang baru dia temuin!" Kata Nayara lalu menyisir rambutnya kebelakang tanda frustasi.
"Ya tapi kan itu kesalah pahaman Nay! Lo ga biasanya kaya gini!" Teriak Nathan yang entah mengapa ikut emosi melihat tingkah Nayara.
"Iya Lo bener! Ini bukan Gue yang biasanya! Kenapa semua orang pingin berantem sama Gue? Kenapa semua orang pingin hancurin Gue? Kemarin Jesse sekarang Lo Gisel! Cukup! Pokoknya Gue ga akan pernah mau benerin hubungan persahabatan kita lagi!" Kata Nayara sambil mengemasi buku-bukunya.
"Naya mau kemana sayang?" Tanya Sherina.
"Gue gasuka berhubungan sama orang yang bahkan ga percaya sama Gue," kata Nayara lalu keluar dari kamarnya sambil membawa tas dan kunci mobilnya.
"Nay tunggu Nay maafin Gue," teriak Gisel dan menangis sejadi-jadinya.
"Ssstt sayang jangan nangis," kata Bastian menenangkan Gisel.
****
"Mah Jason pulang," kata Jason lalu memeluk ibunya yang sedang pedicure diruang tamu.
"Anak mama udah pulang. Jesse gimana? Dia pulang gak malam ini?" Tanya Mama Jason.
"Pulang deh kayaknya ma. Oh ya Jason sekarang udah ada job ngajarin private dirumah orang," jelas Jason.
"Ngapain kamu kerja? Uang yang mama kasih emang ga cukup? Mama tambahin deh mendingan dari pada kamu harus kerja gitu, yah?" Bujuk mama Jason.
"Ish apaan sih uang yang mama kasih itu lebih dari cukup. Jason cuma ngajarin private karena Jason bosen ma," jawab Jason.
"Kalau kamu kekurangan uang jajan bilang ke mama ya? Nanti mama tambahin. Yaudah sana mandi, ganti baju abis itu makan. Kamu bau banget," kata mama Jason sambil menutup hidungnya.
Jason pun akhirnya kembali kekamarnya. Ia merapikan tasnya dan sekalian mengambil handuk lalu laki-laki itu masuk ke dalam kamar mandi. Beberapa lama akhirnya Jason selesai mandi dan menghampiri mamanya, Jesse, papanya, dan jangan lupakan wanita jalang yang tinggal dirumahnya saat ini.
"Mas anak aku boleh tinggal bareng kita ya? Kasihan dia sendirian," kata jalang yang bernama Rika itu.
"Iya sayang ajak kesini anak kamu. Anak kamu seumuran Jesse kan?" Tanya papa Jesse.
"Iya mas tapi aku ga yakin kalo mbak Dewi bakal nerima anak aku," kata Rika dengan wajah yang menurut Jason dan Jesse menjijikan.
"Siapa nama anak kamu sayang?" Tanya papa Jesse yang bernama Gandi itu.
"Namanya Sandrina mas," jawab Rika.
"Saya gak papa kamu aja anak kamu kesini. Asal itu ga menganggu Jason sama Jesse. Oh ya satu lagi anak kamu dan kamu sama-sama pembantu inget!" Kata ibu Jason yang bernama Dewi.
"Jesse udah kenyang," kata Jesse lalu segera naik ke kamarnya.
Jesse terus memikirkan nama yang disebutkan oleh Rika tadi. Apakah mungkin jika Sandrina yang dimaksud adalah Sandrina yang Jesse kenal?