"Baby~" teriak Dita sambil berlari kecil kearah Andrew.
Bastian, Andrew, Dita dan Gisel berencana untuk menghabiskan weekend bersama. Mereka berencana untuk pergi ke Brandenburg Gate.
"4 jam dari sini kalo pakai transportasi umum," kata Gisel sambil fokus memperhatikan hp nya.
"Kalo naik taxi gimana? Kita harus mempersingkat waktu sih supaya ga malem nanti baliknya," usul Bastian.
"Kalo naik taxi dan ga macet sekitaran 2 jaman lumayan lah motong jalur," kata Dita.
"Oke kita jalan aja dulu sambil lihatin ada taxi lewat," kata Andrew.
Mereka akhirnya berjalan sambil sesekali berfoto.
"Bastian fotoin Gue sama Gisel dong," kata Dita sambil menyodorkan hpnya ke arah Bastian.
"Oke Gue hitung ya satu, dua, ti...ga," cekrek!
"Lagi dong lagi lihatin bangunannya ya," kata Gisel lalu mengganti-ganti posenya.
"Job dadakan nih Gue," gumam Bastian pasrah.
"Ayok buruan itu ada taxi," kata Andrew dan berlari ke arah sebuah taxi yang terparkir di dekat sana.
"Excuse me can you drive us to Brandenburg Gate? (Permisi apakah Anda bisa mengantar kami ke Brandenburg Gate?)," tanya Andrew kepada supir taxi itu.
"Let me put your bag in the trunk. (Biarkan saya menaruh tas Anda di bagasi)," kata supir taxi itu.
"Thank you sir," kata Andrew lalu masuk kedalam taxi dan diikuti oleh teman-temannya.
"Where are you come from? Are you guys come for holiday? (Dari mana asal kalian? Apakah kalian datang untuk berlibur?)," tanya supir itu mencoba berbasa-basi.
"We are from Indonesia and we are come here to following the student exchange program. (Kami dari Indonesia dan kami datang untuk mengikuti program pertukaran pelajar.)," jawab Andrew.
"So you are a schoolmate right? (Jadi kalian teman sekolah bukan?)," tanya supir taxi itu lagi.
"No, we from different school. Me and the girl who wear yellow skirt from Galaxy high school. And they are from Semesta high school. (Tidak kami dari sekolah yang berbeda. Saya dan gadis yang memakai rok kuning berasal dari SMA Galaxy. Dan mereka dari SMA Kejora)," jelas Andrew.
"Wow your school name was amazing, Galaxy. (Wow nama sekolah kalian luar biasa, Galaxy.) ," ujar supir taxi itu.
"See you soon guys enjoy! (Sampai jumpa nanti semua nikmatilah!)," kata supir taxi itu sebelum meninggalkan Andrew, Dita, Bastian dan Gisel.
"Uwahh bagus banget gerbangnya!!" Kata Dita heboh.
Ia tak henti-hentinya memotret semua yang menurutnya menarik. Gisel dan Bastian melihat-lihat pernak-pernik yang dijual disana. Sementara Andrew mulai mengambil dronenya dan sibuk menerbangkannya. Akhirnya tanpa sengaja mereka berempat berpisah menjadi dua Gisel dan Andrew sementara Dita dan Bastian. Tak terasa langit sudah gelap Bastian akhirnya sadar jika mereka saat ini sedang terpisah.
"Dita kayanya kita berpencar deh," kata Bastian.
"Duh nanti juga ketemu kalo nggak minta tolong satpam ga usah ribet!" Kata Dita lalu tetap melanjutkan kegiatan memfotonya.
****
"Jika itu masalahnya maka saya akan menerima Nathan sebagai menantu saya," kata pak Arya selaku ayah dari Freya.
Hari ini Keluarga Kalendra datang ke rumah Freya untuk meminang Freya. Padahal Nathan saat ini sedang sibuk mencari kampus.
"Maafkan anak kami pak. Saya harap anak saya bisa menjaga Freya dengan baik," kata Rivanno sambil menjabat tangan Arya.
"Saya harap juga begitu," jawab Pak Arya.
"Saya sudah menemui ibu saya dan kata ibu saya waktu yang bagus itu minggu depan hari senin tepatnya," kata Sherina.
"Saya setuju," kata pak Arya dengan cepat.
"Makasih pah," kata Freya lalu memeluk papanya itu.
Pak Arya hanya menganggukan kepalanya seraya mengusap lembut rambut Freya. Sementara Nathan tak kuasa menahan tangisnya dan menangis di pelukan Nicholas.
"Dosa Lu ngelangkahin Gue!" Kata Nicholas lalu merebahkan dirinya diatas sofa.
"Ga dosa cuman aneh aja gitu jangan-jangan kamu ga laku ya Nik?" Goda Sherina.
"Niko punya pacar ya mah! Cantik orangnya!" Kata Nicholas ngegas.
"Lah? Kirain kamu gay hahaha," kata Sherina dan tertawa bersama Nathan.
"Saking jarangnya ngajak pacar pulang Nicholas jadi sering dikira gay astaga malu Gue jadi saudara Lu Nik!" Kata Nathan.
"Tahu dah Gue mau mandi!" Kata Nicholas lalu naik kekamarnya.
"Nathan baik-baik loh kamu sama Freya nanti. Jangan KDRT! Jangan minta ini itu sama Freya. Dan lagi satu jangan nyusahin!" Ucap Sherina.
"Lah kan Nathan nanti jadi suami Freya wajar dong Nathan minta ini itu," kata Nathan bodo amat.
"Ya tuhan kenapa engkau memberikan aku seorang anak yang tidak peka? Gini Nathan Freya itu perempuan berstatus istri kamu bukan pembantu kamu. Lagian kamu juga masih muda masak minta dilayani mulu. Dan satu hal lagi kemungkinan Freya bakal sensitif banget sama segala hal jadi usahain di berbagai situasi kamu yang ngalah ya? Mama yakin kamu bakal jadi papa yang hebat kelak," kata Sherina lalu mengusap lembut kepala Nathan.
Hari ini seperti biasanya Jesse datang ke kamar Nayara di rumah sakit dan akan menemaninya hingga malam.
"Sayang tadi disekolah aku nyoba maju ke depan buat jawab soal matematika. Eh jawaban aku bener dong padahal ngawur," kata Jesse berbicara kepada Nayara yang belum tentu akan meresponnya.
"Nah sekarang coba tebak apa yang aku bawa," kata Jesse sambil mengambil sebuah kotak dari dalam tasnya.
"Tada ini cookies favorit kamu. emm enak banget loh sayang kamu makanya cepet bangun biar bisa ngerasain ya?" Kata Jesse yang tampaknya tak menyerah untuk membangunkan Nayara.
"Kamu tahu? Aku ga pernah jadian sama cewek selama ini palingan bertahan sampe seminggu abis itu udahan. Pertama kali juga aku nungguin cewek biasanya langsung aku tinggal tanpa kejelasan. Mungkin ini karma aku karena sering ninggalin cewek yang tulus sayang sama aku. Maafin aku gara-gara kesalahan aku di masa lalu, malah kamu yang kena imbasnya," kata Jesse panjang lebar.
"Serius sayang aku sayang banget sama kamu tulus dari lubuk hati yang paling dalam. Aku gamau kehilangan kamu dan juga kamu orang pertama yang aku cium dengan perasaan," kata Jesse sambil menggenggam kuat tangan Nayara.
"Udah lah jangan ngomel mulu dikira gila ntar Lo sama susternya," kata Rendi yang datang bersama Wulan. Kini giliran mereka yang datang mengunjungi Nayara.
"Emang Gue gila gara-gara nungguin sayangku ga bangun-bangun udah dua bulan," kata Jesse sambil mengecup dahi Nayara lalu duduk di sofa.
"Bawa apaan Lo berdua? Laper Gue lupa makan tadi," kata Jesse dan langsung membuka tas kresek yang dibawa Rendi.
"Gue bawa opor ayam tu mama yang buat," kata Wulan.
"Wih enak banget gila pas banget lagi ngidam opor dari kemarin," kata Jesse lalu melahap makanannya dengan tenang.
"Siapa yang hamilin Lo? Gue cari sekarang orangnya," kata Rendi sambil bercanda.
"Bang toyib," jawab Jesse asal.
"Lo berubah Jesse," celetuk Wulan.
"Berubah apanya? Berubah jadi power rangers apa kyuu rangers?" Tanya Jesse.
"Bukan, sifat Lo. Akhir-akhir ini Lo jadi lebih sering ketawa dan jarang tengkar ga kaya dulu," kata Wulan.
"Gue berubah karena sekarang kan Gue dilantik jadi pacarnya seorang dewi," kata Jesse.
"Kocak ya Lu ternyata," kata Rendi lalu duduk disebelah Jesse dan ikut memakan opor ayam.
"Kalo seandainya Nayara malah milih William dari pada Lo gimana?" Tanya Rendi tiba-tiba.
"Ya Gue relain lah. Perasaan gak bisa dipaksain," jelas Jesse.
"Gentle amat Lu! Cocok sama Nayara," kata Rendi dan diiringi gelakan tawa dari kedunya.