Irish menatap beberapa kantung plastik berisi makanan di atas meja. Tiga orang gadis pengantar tadi sudah pergi.
"Ini dari siapa, sih? Kenapa ngasih makanan ke gue sih?"
"Cewek tadi itu Dania, Siska sama Ainina. Dia anak sebelah. Temennya Agus. Dan kayaknya semua makanan itu dari Agus, deh."
Irish menghela napas ringan dan berdiri. Dia tidak ingin menerima makanan dari orang yang tidak dikenal. Apalagi Agus. Laki-laki yang secara terang-terangan ingin mendekatinya.
"Eh, mau dibawa ke mana, Rish?" tanya Giva, menghalangi tangan Irish.
"Mau gue balikin."
Giva melongo. "Makanan sebanyak ini mau lo balikin? Gila! Kalau lo nggak mau, buat aja deh."
Irish menarik kembali makanan tersebut dari tangan Giva. "Gue nggak mau si Agus itu besar kepala. Gue bukan cewek matre yang bisa disogok pake makanan. Mending gue balikin aja."
Irish tidak memedulikan Giva yang masih meerengek. Dia tidak rela harga dirinya dibeli oleh beberapa bungkus snack yang rasanya tidak tahu seperti apa.