"Nin, gue harap lo bisa menikmati malam ini. Anggap aja, ini latihan percobaan ketika gue akan melamar lo suatu saat nanti."
Ainina mengerjap. "Lo jangan kayak gini deh, Ndra. Gue malah jadi canggung," ucap Ainina jujur. Dia bukannya tidak suka, tapi Ainina belum terbiasa dengan sikap Hendra yang seperti ini padanya.
"Oke. Gue nggak akan ungkit tentang perasaan di sini. Gue mau lo nyaman. Tapi kalau lo nggak nyaman, lo bisa bilang sama gue."
"Iya, iya. Lo nggak usah banyak ngomong. Nih, gue kasih potongan sayur."
Hendra tersenyum kecil, tatkala Ainina meletakkan sayur brokoli di atas piringnya. Gadis itu memang sangat baik, berbeda jauh dengan Santi.
Sedari dulu Hendra tidak pernah diperlakukan semanis oleh Santi. Tapi sekarang berbeda, Ainina sangat memperlakukannya dengan lembut.
"Nin, lo kenapa bisa putus sama Fayez?"
Ainina tersenyum singkat. "Gue ninggalin Fayez demi cowok lain."
"Hah?"