Suasana sekolah masih terlihat sangat sepi. Itu karena jarum jam yang masih menunjukkan pukul enam. Dania masih duduk di atas motornya sambil celingukan. Mencari seseorang yang ia kenal untuk diajak berbincang barang sejenak.
"Sebenarnya gue males berangkat pagi, tapi mau gimana lagi? Daripada gue ketemu sama Fayez." Gadis itu bersuara pelan.
Hubungannya dengan Fayez memang belum kembali seperti biasanya. Setelah pertengkaran Akbar dan Fayez kemarin, Dania masih enggan untuk membuka suara dan menyampaikan alasan tentang perubahannya pada lelaki itu.
Suara deruman motor mengalihkan perhatiannya. Sebuah motor besar yang teramat sangat ia kenali memasuki pekarangan sekolah.
Meskipun wajahnya tertutup oleh helm berwarna hitam lekat dan full wajah, tapi Dania masih bisa mengenali siapa sosok di balik helm tersebut.