"Udah dong, La, lo jangan cemberut terus. Udah hampir setengah jam lo manyun."
"Gue masih kesel, Sa. Kalau si Siska itu bukan kakak kelas gue, udah gue garuk mukanya. Bisa-bisanya dia nasihatin gue panjang lebar."
"Namanya juga temen, La. Mereka itu kan temennya Dania, pasti nggak terima kalau lo deketin Fayez."
Alula mendengkus kesal. Ia menyandarkan tubuh di dinding koridor yang sepi. "Menurut lo, gue harus pake cara apa lagi supaya bisa dapetin hatinya Kak Fayez?"
"Satu-satunya cara, lo harus bisa narik simpati Kak Fayez. Walaupun itu cowok keliatan cuek, tapi gue yakin dia punya rasa empati yang tinggi."
"Lo bener juga, sih. Seorang Alula nggak mungkin kalah dari cewek kayak Dania."
***
"Sis, kata-kata lo tadi keterlaluan banget tau nggak, sih"
"Biarin aja, Dan. Biar si Alula itu mikir. Cowok udah punya pacar, kok masih aja dideketin. Dia itu satu dua sama si Shelina, sama-sama nggak tahu diri!"