Kukira kau adalah rumah,
Tempat ku kembali dan meniti kehidupan.
Namun, baru saja aku mendekat, kau begitu cepat menjauh.
Aku pernah berpikir, bahwa kau adalah orang yang selalu ada di hatiku.
Namun bagimu, aku yang tak bernama di hatimu.
(Akbar Jagakarsa)
***
Embusan semilir angin di siang bolong membuat wajah seorang lelaki menyejuk sekaligus menghangat. Lelaki itu masih setia memperhatikan seorang gadis yang sangat ia datangi.
Namun ketika mengingat takdir, semua keinginan akan tetap menjadi keinginan. Yang akan ia simpan dan entah kapan bisa terjadi.
"Kalau masih khawatir, kenapa nggak disamperin aja?"
Suara seseorang membuat lelaki itu menoleh sekilas dan tersenyum singkat. "Gue nggak ada hak buat tanya."
"Kenapa? Lo temen sekelas Dania, Akbar. Lo berhak buat tanya keadaan dia. Itu adalah ciri teman yang baik."
Ya. Orang itu adalah Akbar. Si pengagum rahasia yang tidak tahu sampai kapan hanya akan menjadi seorang pengagum.