Tetesan air hujan menerpa wajah seorang gadis yang tengah terlelap. Kedua matanya mengerjap, merasakan rintikan air yang jatuh di wajahnya.
"Hujan," gumam gadis itu, dengan kedua tangan menengadah. Ia berusaha bangkit dari duduknya yang sudah tidak terhitung berapa lama, namun luka di kakinya masih basah dan terasa sangat perih.
"Akh! Ternyata masih sakit banget. Kalau kayak gini caranya, gue nggak akan bisa kasih air ini ke Siska dan Ainina."
Gadis itu adalah Dania. Ia masih terjebak di tepi sungai dan di tengah hutan yang sangat gelap. Kedua mata Dania bahkan hampir tidak bisa melihat apa-apa. Udara semakin terasa dingin, ditambah dengan hujan yang turun semakin deras.
Tubuh Dania mulai menggigil. Ia memeluk tubuhnya sendiri yang bersandar di sebuah batu besar. Kedua kakinya tidak bisa ia tekuk.
"Hujannya makin deras. Gue kayaknya bakal tidur di sini, deh. Tapi Siska dan Ainina nggak akan kehausan lagi," ucap Dania, masih sempat memikirkan kedua temannya.