"Aku boleh nggak, ikut nginep di sekolah?"
"Nggak boleh!"
Dania mengerucutkan bibirnya. "Kenapa? Kamu aja nginep, masa aku nggak?'
Fayez memegang kedua bahu Dania dan menatapnya lekat. " Sayang, kamu itu perempuan. Nggak baik kalau harus nginep di sekolah. Mending kamu tidur di rumah, ya?"
Dania menggeleng kuat. Ia tidak memedulikan Fayez yang tengah mengoceh di depannya.
"Emang kenapa? Kita kan sama-sama ketua. Kalau kamu nginep, berarti aku juga harus nginep!"
Fayez menghela napas ringan. Dania memang sangat keras kepala, tapi ia sangat mencintai gadis itu.
"Kamu mau nginep sama siapa, hm?"
Dania mengusap dagu dan berpikir. "Kalau Shania, gimana?"
"Emangnya Shania mau?"
"Ya... siapa tahu. Kan aku belum tanya juga sama dia."
"Gini aja, deh, aku bakal izinin kamu nginep, kalau ada panitia cewek yang ikut."
Dania meraih tangan kanan Fayez dan menggenggamnya. "Deal!"
Dasar gadis licik. Pikir Fayez.