"Fayez, bantu aku ngambil air mineral kemasan, yuk!" Dania memegang ujung baju seragam Fayez sembari menunggu lelaki itu menoleh.
"Di mana?"
"Di ruangan Pak Bani. Katanya ada sisa dua kardus lagi."
Fayez menepuk kedua tangannya dan berdiri. Lelaki itu menghela napas pelan, setelah memotong kayu yang nantinya akan di jadikan tiang tambahan.
"Nunduk bentar" ucap Dania membuat Fayez mengerutkan kening, namun tetap saja dituruti.
Meski sudah merendahkan sedikit tubuhnya, Dania tetap saja harus sedikit berjinjit untuk menyeka keringat yang menghiasi kening Fayez.
Fayez tersenyum singkat. Perhatian kecil seperti inilah yang selalu ia rindukan dari Dania.
Gadis itu tidak malu dan ragu untuk menyeka keringat di keningnya. Meski saat ini ada banyak orang di sekitarnya.
"Makasih, Cantik" bisik Fayez.
Dania sontak memukul lengan kekasihnya pelan. Ia tidak suka jika Fayez merayunya di depan banyak orang. Lha, padahal dia sendiri pamer kemesraan, dasar Dania!