Suasana di SMA Garuda terlihat sangat heboh. Mereka dikejutkan oleh Temon yang sedang berkelahi dengan salah seorang siswa dari kelas 12.
"Maju sini lo, bangsat!" teriak Temon yang baru saja menumbangkan lawannya.
"Jangan sok jadi jagoan, lo! Lo pikir lo siapa, hah? Emang sekolah ini punya nenek moyang lo!"
Temon menggeram kesal. Ia kembali melayangkan sebuah pukulan bertubi-tubi di wajah seorang lelaki yang sudah terkapar di tengah lapangan yang terbuat dari aspal.
"Rin, si Temon gila, ya. Lawannya udah sekarat gitu, masih aja dipukulin" ucap Sandy yang sama sekali tidak merasa takut cemas.
Arinka pun melihat sekelilingnya. Semua orang yang tengah menonton perkelahian itu terlihat biasa saja. Sepertinya mereka sudah terbiasa dengan pemandangan seperti ini.
Arinka berdecak. Ia tidak bisa bersikap tenang seperti orang lain. Gadis itu berlari ke tengah lapangan dan berdiri di antara Temon dan lawannya.
"STOP!" teriak Arinka dengan berani.