Ainina menatap seorang pelayan wanita yang menyapanya.
"Iya, saya Ainina" jawabnya.
"Mbak sudah ditunggu oleh Mas Hendra di dalam ruangan VIP."
"VIP?"
"Iya, Mbak. Mari ikut dengan saya."
Ainina melangkahkan kakinya mengikuti pelayan tersebut. Yang ia tidak habis pikir, untuk apa Hendra sampai memesan ruangan VIP? Bukankah mereka hanya akan membicarakan hal yang biasa?
"Silakan, Mbak."
Hendra yang semula tengah memainkan ponsel seketika menoleh ke arah pintu. Lelaki itu berdiri, sebagai tanda hormat untuk menyambut kedatangan Ainina.
"Lo lama banget. Nggak punya jam?"
"Sori. Gue tadi ada urusan sebentar sama Mama" jawab Ainina sembari menarik kursi di hadapan Hendra.
"Kenapa lo ngajak di ruangan VIP? Kenapa nggak di tempat biasa aja?" imbuhnya.
"Lo lupa kalau kita ngejalanin hubungan ini sembunyi-sembunyi? Kalau ada yang lihat, apa lo mau semuanya terbongkar?"
Gadis itu menggeleng pelan. Ternyata Hendra sangat memperhatikan privasi hubungan mereka.