"Tunggu! Siapa bilang kamu boleh masuk?"
Fayez kembali melangkah mundur.
"Pa, kamu apa-apaan sih? Fayez ini tamu kita, lho'
"Nggak apa-apa, Tante" ucap Fayez dengan sopan.
"Kita ngobrol diluar. Tolong ambilkan teh dan catur"
Dania menatap Fayez dengan cemas. Marwan pasti sudah merencanakan hal ini sebelumnya.
Ia mendekati Fayez dan menjijit kedua kakinya. "Semangat, ya. Kamu jangan nyerah"
"Dania!"
Gadis itu segera berlari sebelum Marwan menceramahinya dengan panjang lebar.
"Kamu bisa main catur?"
"Bisa, Om" jawab Fayez sambil tersenyum.
Kedua manusia berbeda usia itu duduk berseberangan. Marwan sama seperti seorang ayah di dalam televisi.
Di mana mereka akan bertindak lebih galak agar bisa melihat mental laki-laki yang ingin mendekati putrinya.
"Usia kamu berapa?x
"Delapan belas tahun, Om. Sama dengan umur Dania"
"Dari mana kamu tahu umur Dania delapan belas?"
"Hmm ... Saya juga tahu apa makanan kesukaan Dania"