Benar saja. Satu jam dari tibanya Fayez dan Dania kini sekolah mulai ramai oleh para siswa yang berdatangan.
Untungnya Dania telah lebih dulu keluar sepuluh menit sekolah ramai. Gadis itu sudah duduk manis di kursinya sembari membaca novel yang Akbar berikan.
Kepalanya mendongak tatkala melihat Siska yang datang dengan wajah muram.
"Lo kenapa? Lagi dapet?" tanya gadis itu kembali fokus pada buku bacaannya.
"Gue tadi ketemu sama Galang di depan gerbang"
Dania menutup bukunya dan mulai fokus pada Siska. "Terus?"
"Terus gue ngelewatin dia gitu aja. Gue males banget ngomong sama cowok yang nggak punya tanggung jawab"
"Yup! Sesuai rencana kita semalem. Lo harus bikin si Galang ngerasa bersalah karena udah ngegantung perasaan lo"
Siska tiba-tiba menghela napas dan melemaskan bahunya. "Tapi, Dan ... Gue gak sanggup!" rengeknya membuat Dania berdesis.
"Gak sanggup gimana maksud lo, hah? Tibang nggak usah nyapa doang. Emang susah?"