"Eh, tunggu dulu!"
Dania termangu, melihat tangan Fayez yang menyentuh tangannya tiba-tiba. Gadis itu lagi-lagi merasa kekurangan oksigen dan mungkin akan menggelepar-gelepar seperti ikan yang kekurangan air.
"K-kenapa?" tanya Dania dengan bodohnya.
"Gue kan belum selesai curhat. Kenapa lo maen pergi-pergi aja?"
Bodoh! Dania merutuki dirinya sendiri di dalam hati. Untuk apa ia bertanya? Jelas-jelas Fayez tengah membuka sesi curhat malam ini.
"A-abisnya lo nyebelin. Makanya gue mending cabut" jawab Dania sengaja memajukan bibirnya.
"Iya, sori. Lo duduk lagi deh. Gue mau lanjut cerita"
Dania menurut. Ia kembali duduk di posisi semula dan mengambil ancang-ancang untuk mendengarkan isi hati Fayez yang sebenarnya. Siapa tahu ia bisa mendapat petunjuk tentang perasaan Fayez yang sebenarnya pada Ainina.
"Jadi, gue tetep nggak mau nerima tawaran buat ngobrol berdua sama Nay"
"Tapi, Yez. Jujur ya, gue kasian sama tante Kania. Dia pasti tertekan banget sama orang tuanya Ainina"
