Dania tersadar. Ia segera menarik tangan Siska dan membawa sahabatnya untuk pergi dari tempat itu.
"Dan, lo kenapa malah narik tangan gue? Padahal adegan lo sama Fayez tadi bikin orang menjerit-jerit"
"Lo gak liat? Si Ainina tadi dateng. Kalau gue masih di sana dan tau apa yang Fayez lakuin, pasti dia ngamuk. Muka gue pasti di hajar abis-abisan sama dia"
Siska terkekeh dengan senyum miring andalannya. "Ngapain lo takut sama dia, Dan? Lagian lo kan gak bikin masalah. Si Fayez sendiri yang mau ngiket tali sepatu lo"
"Gue tau. Tapi dia kan suka sama Fayez. Setau gue, orang kalo udah suka pasti bakal terus ngejar apa yang dia mau. Apalagi si Ainina ini bukan orang sembarangan"
"Bodo amat! Mau dia anak sultan, anak konglomerat atau anak presiden sekali pun, kalau dia gak punya attitude yang baik, buat apa di baikin?"
Dania hanya menghela napas pelan. Siska adalah orang yang keras dan pemberani. Sangat berbeda jauh dengannya yang tidak ingin mencari banyak masalah.