Chapter 6 - SIAPA DIA?

David yang baru saja selesai pun langsung berjalan menuju ke lantai bawah untuk mencari seseorang hingga akhirnya pria itu mendapati sahabatnya yang sedang menonton televisi.

"Selamat pagi, Jane." Ia tersenyum menatap seseorang yang berada di bawah sana. Dirinya melihat sahabatnya itu yang selalu terlihat cantik hingga akhirnya seseorang yang berada di hadapannya saat ini langsung menghela nafas seketika.

Seseorang di bawah sana yang sedang menonton televisi pun langsung menatap ke arah tangga di mana ternyata David yang baru saja menyapa padanya.

"Hay, David. Selamat pagi, kau sudah siap?" tanya Jane dengan kedua alis yang terangkat.

Pria itu yang mendengarnya pun langsung menganggukkan kepala. Saat ini David sudah berada di hadapan gadis tersebut dan membalas senyuman dari seorang Jane.

"Ya, aku harus segera pergi ke Perusahaan. Nanti sepulang bekerja, aku akan menjemputmu."

Kening dari wanita itu langsung berkerut setelah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh seseorang yang berada di hadapannya saat ini.

"Oh, apakah akan pergi ke suatu tempat?"

David yang mendengar ucapan dari seseorang yang berada di hadapannya saat ini pun langsung menyunggingkan kedua sudut bibirnya ke atas sehingga membentuk sebuah senyuman.

Satu tangannya saat ini langsung mengacak-acak puncak kepala gadis itu dengan gemas sebelum akhirnya berbicara.

"Hey, apakah kau lupa?" tanya David dengan kedua alis yang terangkat. "Aku akan mengajakmu membeli pakaian."

Kedua mata Jane langsung terbelalak setelah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh sahabatnya tersebut.

"Tidak, aku tak memerlukannya David. Sudahlah, lebih baik kau lupakan itu dan bekerjalah dengan baik."

"Aku tidak menyukai sebuah penolakan, jadi jika kau seperti ini, aku tak ingin berbicara denganmu lagi."

Mendengar itu membuat Jane langsung terbelalak sebelu akhirnya wanita tersebut pun menghela nafas lalu menganggukkan kepalanya seketika.

Sementara itu David yang berada di depan sana pun tersenyum memandang wanita yang berada di hadapannya saat ini dengan senang.

"Kau mau, kan?" tanya David.

Jane menatapnya lalu berkata, "Ya sudah, jika itu maumu."

Tepat setelah itu David langsung membawa wanita tersebut ke dalam pelukannya sehingga kini pria tersebut menghela nafas leganya.

"Bagus, kalau begitu aku akan pergi bekerja lebih dulu. Sampai jumpa nanti siang, Jane."

David melambaikan tangan kepada seseorang yang berada di hadapannya saat ini sebelum akhirnya pria tersebut memutuskan untuk pergi begitu saja meninggalkan Jane yang sedari tadi berdiam diri di tempat sembari tersenyum.

***

"Tuan muda."

David yang sedang memainkan ponselnya pun langsung mendongak ketika mendengar sang sopir yang memanggilnya.

"Ya, ada apa?" sahutnya dengan kedua alis yang terangkat.

"Maaf, tapi Tuan baru saja menghubungiku untuk mengajakmu ke rumahnya siang ini."

Mendengar itu membuat David langsung menghela nafas beratnya. Pria tersebut begitu malas untuk datang ke rumah Ayahnya sendiri karena ia tahu akan apa yang mungkin saja terjadi ketika dirinya datang dan menuruti keinginan pria tua itu.

"Tidak perlu, lagi pula aku ada urusan lain siang nanti. Sebaiknya kau tak berbicara apapun kepadanya, mengerti?"

Seorang pria yang bekerja sebagai sopir bersama David sekian lamanya pun langsung menganggukkan kepala dan memilih untuk diam saja tak melanjutkan perkataannya lagi.

Sementara itu David saat ini mendadak kesal setelah beberapa saat mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh seseorang yang berada di hadapannya.

***

Sesampainya di Perusahaan semua orang langsung tersenyum dan menyambut atasan mereka yang baru saja datang membuat David yang mengetahui hal itu langsung mengangkat satu tangannya sebagai respon sembari berjalan melewati setiap orang yang berada di hadapannya saat ini.

Hingga akhirnya David pun berhenti di sebuah lift khusus untuknya membuat pria tersebut langsung memasukinya tanpa peduli dengan beberapa pasang mata yang memerhatikannya sedari tadi.

Kini ia sudah berada di dalam ruangannya dengan begitu banyak berkas yang sudah menumpuk di atas meja membuatnya yang mengetahui hal tersebut langsung menghela nafas seketika.

"Baiklah, kita mulai kembali bekerja sekarang."

David langsung berjalan mendekati mejanya untuk menyelesaikan beberapa berkas yang berada di atas meja sana sebelum akhirnya pria tersebut mendengar suara dering ponselnya yang berbunyi.

Pria itu berdecak kesal karena merasa terganggu dengan itu sehingga akhirnya kini David pun langsung mematikan daya ponselnya tanpa peduli siapa yang baru saja menghubunginya itu.

***

Saat ini Jane menatap layar ponselnya sembari menghela nafas ketika ternyata panggilannya tidak dijawab membuat wanita tersebut merasa bersalah.

"Maaf, tetapi dia tidak menjawab teleponku. Mungkin sedang sibuk," ujarnya kepada seseorang yang berada di hadapannya saat ini.

Tengah berdiri seorang wanita yang sedang memandang Jane begitu intens. Sejujurnya Jane sendiri tidak tahu siapa yang berada di hadapannya saat ini, karena ketika sedang berada di ruangan tengah tiba-tiba saja terdengar suara bel yang berbunyi membuatnya langsung berjalan untuk membukakan pintu dan mendapati seseorang yang baru saja dilihatnya saat ini.

"Jika boleh tahu, namamu siapa? Nanti aku akan memberitahukannya kepada David tentang kedatanganmu."

Mendengar itu membuat kedua mata dari seorang wanita yang berada di hadapannya saat ini langsung memicing.

"Kau tidak perlu mengetahui namaku, katakan saja kepada David kalau aku akan datang lagi nanti."

Jane langsung menaikkan kedua alisnya setelah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh wanita tersebut sebelum akhirnya melihat kepergiannya yang berlalu begitu saja dari hadapannya.

Ia menggelengkan kepala sejenak sebelum akhirnya dirinya memutuskan untuk kembali masuk ke dalam Mansion dan tidak lupa untuk menutup pintunya terlebih dahulu.

Jane kembali terdiam memikirkan siapa yang baru saja datang itu, dan ini kali pertama David memiliki tema wanita yang lain selain dirinya.

***

Ketika baru saja sampai di tepi jalan raya, ia langsung memutar tubuhnya kembali untuk menghadap seseorang yang berada di hadapannya saat ini dengan pikirannya yang terus tertuju kepada seorang wanita asing yang baru saja dilihatnya saat ini. Dirinya menghela nafas sejenak sebelum akhirnya kedua tangannya melipat di dada.

"Siapa dia?" gumamnya dengan kening yang berkerut. "Apa selama ini David memiliki seorang kekasih?"

Ia tersadar bahwa sedari tadi ada seseorang yang memerhatikannya sehingga membuat dirinya yang mengetahui hal tersebut langsung menghela nafas. Wanita itu memilih untuk pergi menjauhi Mansion karena sepertinya semua pekerja yang berada di sana mulai memata-matainya.

Di kejauhan sana Jane memerhatikan gerak-gerik seorang wanita tersebut yang entah kenapa begitu sangat mencurigakan. Hal itu membuatnya harus segera meminta David untuk menyelidiki orang itu sebelum semuanya terlambat dan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Kecuali, jika David memang mengenali orang itu. Maka itu berarti, Jane harus cukup tahu diri untuk mengetahuinya lebih dalam lagi. Meskipun sebenarnya ia ingin memercayai pria itu, tetapi tidak tahu mengapa dirinya sangat sulit untuk melakukan hal itu.