Di rumah Barra, pukul 10 malam. Suasana yang tegang terasa hingga ke seluruh sudut ruangan. Barra mengundang Gavin karena dia ingin berbincang mengenai hal yang menjadi pikirannya. Cukup rumit, maka dia membutuhkan Gavin untuk membantu menjelaskan semuanya.
Tidak seperti biasa yang selalu banyak menghabiskan makanan ringan dan minuman kaleng, kali keduanya masih memilih untuk diam dengan menahan kalimat yang akan mereka gunakan untuk memulai percakapan.
"Katakan padaku, Kak. Apakah hal yang kulihat itu adalah kenyataannya? Fakta tentang kehidupan sebelumnya?" suara Barra menjadi satu-satunya suara yang terdengar.
Hal itu membuat Gavin mengangkat kepala dan menatap juniornya itu.
"Jadi benar ... aku adalah manusia di kehidupan yang sebelumnya, ya?" Barra membalas tatapan Gavin. Keduanya masih dalam diam.