Chereads / Megan dan Mark / Chapter 11 - Masa Lalu Maya dan Justin

Chapter 11 - Masa Lalu Maya dan Justin

#flashback

Maya merupakan anak tunggal dan pewaris harta milik kedua orang tuanya. Dia manis dan cantik serta pendiam. Tidak begitu pintar bergaul padahal anak orang kaya. Saat itu dia sedang kuliah di kejuruan management waktu pertama kali bertemu dengan Justin. Lelaki itu, mempunyai daya pikat tersendiri hingga Maya menjatuhkan hati padanya.

Awal perkenalan Maya dan Justin saat semester lima. Justin yang tiga tahun lebih tua dari Maya sudah lulus kuliah dengan gelar S1 Bisnis. Kepandaian Justin tak hanya dalam bidang studi dan mengelola usaha. Dia juga pandai menaklukan hati banyak wanita.

Maya tak tahu jika Justin seorang lelaki playboy. Dia begitu saja percaya bujuk rayu hingga menyerahkan kehormatan sebelum ada pernikahan. Setelah itu, Justin menjauh dari Maya. Lelaki itu sibuk mencari mangsa lainnya. Berbekal mobil pemberian orang tua, serta usaha bidang properti yang mulai berjalan bagus, mudah bagi Justin menipu wanita-wanita kesepian.

"Aku nggak boleh menyerah! Justin harus tanggung jawab, meski aku tak hamil. Papa Mama bisa marah besar kalau tahu aku sudah melakukan hal itu di luar pernikahan," gumam Maya yang berjanji dalam hati.

Hari-hari berlalu, Maya sering menelepon Justin tapi selalu diabaikan. Hingga setelah Maya wisuda, hal buruk terjadi pada Justin. Bisnis yang dikembangkan mengalami masalah dan Justin harus berurusan dengan hukum. Takut akan hal itu menjadi masalah hukum, Justin mencoba mencari pertolongan.

Maya memanfaatkan hal itu untuk mendapatkan Justin. "Kali ini ... kamu akan menikahiku!" seru Maya dalam hati sebelum akhirnya menemui Justin yang hendak dibawa ke kepolisian.

"Maya, kenapa kamu di sini?" tanya Justin yang bingung dan malu ketahuan dalam masalah.

"Aku nggak sengaja lihat berita soal bisnis propertymu. Are you all right?" ucap Maya yang pura-pura tak mengetahui.

"May, aku tahu mungkin ini bukan saat yang tepat. Aku cinta kamu, May. Tapi tolong bantu aku dalam kasus ini. Aku nggak salah. Aku sebenarnya hendak menikahimu jika bisnisku lancar," ujar Justin yang penuh tipu muslihat. Demi mendapatkan kebebasan dari masalahnya, Justin pun merayu Maya.

Maya yang pernah ditipu, jelas makin hafal kalimat bualan Justin. Dia pun memiliki rencana yang lebih matang. "Aku bantu kamu. Tapi ... kamu harus tanda tangan di atas materai jika kasus ini selesai, kita menikah," tegas Maya membuat Justin tidak ada pilihan lain.

"I-iya. Baik," jawab Justin yang menurut saja karena tak ada pilihan lain.

Dua minggu lamanya Justin di kantor polisi sebagai tahanan sementara selama penyidikan berlangsung. Papa Maya membantu semaksimal mungkin karena Maya sudah merengek dengan dalih Justin adalah calon mantu yang harus dibebaskan segera.

"Papa dan Mama sayang padamu, Maya. Baiklah, kali ini Papa akan bantu jika memang pemuda yang sukses di bidang property itu yakin akan menikahimu," kata Papa Maya waktu itu dan jelas saja Maya semakin berkesempatan memenangkan Justin.

Bukan soal tampan, kaya, atau pandai, Maya bisa memilih lelaki lain sebagai pendampingnya. Namun, Maya tak kuasa karena sudah dinodai oleh Justin. Bahkan sempat Justin merendahkannya dengan mengira Maya sudah menjalin cinta dengan lelaki lain.

Sebulan kemudian, Justin bebas. Papa Maya berhasil memecahkan kasus itu dengan bantuan pengacara kondang saat itu. Maya pun senang. Dia segera menagih janji ke Justin. Bukannya bertaubat, lagi-lagi Justin ingkar janji.

Justin berdalih dan membuat Maya sedih. "Sorry, Maya. Lu bukan tipe gue. Gue udah mau nikah sama anak dari temen Bokap. Kemarin, thanks ya sudah nolongin gue. Hadiahnya udah gue kasih, 'kan?" ucap Justin dengan santai seraya meninggalkan Maya di ranjang hotel.

Meski baru saja Justin mengajak Maya bercinta, bukankah sangat menyakitkan kalimat yang Justin ucapkan? Maya pun marah. Dia segera pulang dan mengadukan ke orang tuanya. Kali ini, tanpa ampun.

"Papa ... Mama ... huhuhuhu ...." tangis keluar dari sudut mata Maya.

Mendengar putrinya menangis, orang tuanya pun panik. "Ada apa, Maya?" tanya Mama Papa panik bersamaan.

"Pa, Ma, Justin lari lagi dari tanggung jawab. Dia bilang mau nikah sama orang lain. Maya mau jujur, Justin sudah meniduri Maya sebelum dia kena kasus. Makanya Maya minta Papa bantu karena dia bilang mau menikahi Maya. Ini bukti perjanjiannya. Tapi sekarang ... Justin justru ninggalin Maya ...." jelas Maya dengan isak tangis.

"Kurang ajar! Ini namanya penghinaan! Kalau begitu, Papa akan buat perhitungan pada pemuda berandal itu!" tegas Papa yang sangat marah.

Tak perlu waktu lama, Papa segera mengajak bodyguardnya mencari Justin dan menyeretnya ke orang tua Justin.

"Apa-apaan ini, Alex?" tanya Aldo-papanya Justin kepada papanya Maya.

"Tanya saja pada anakmu yang berandal itu! Beraninya mempermainkan putriku dan mencoreng muka kami dengan menggagahi putriku lalu meninggalkannya. Bisa kau ajari anakmu, tak? Kalau tidak, biar aku saja yang mengajarinya!" bentak Alex yang emosi.

Mendengar itu, Aldo langsung malu seakan tertampar wajahnya di muka umum. "Benar yang Tuan Alex katakan, ha? Jawab, Justin! Memalukan Papa!" tanya Aldo pada anaknya diiringi pukulan dan tendangan.

"A-ampun, Pa. Ampun. I-iya, betul. Maaf. Maaf. Ampun," jawab Justin yang ketakutan dan kesakitan karena dipukuli papanya.

"Kamu harus tanggung jawab menikahi anaknya Tuan Alex! Kalau tidak, papa potong kemaluan kamu!" gertak Aldo yang membuat Justin merinding ketakutan.

Aset berharga miliknya, tempat memuaskan diri setelah obral janji. Tentunya ancaman itu sangat menakutkan bagi Justin. "Ba-baik, Pa. Jangan dipotong, please." kata Justin terbata-bata tak berdaya di hadapan Aldo.

"Maafkan anakku yang tak tahu diri ink, Tuan Alex. Saya akan segera tentukan waktu untuk melamar puteri Anda. Saya harap hal ini jangan sampai dikonsumsi publik," tutur Aldo yang takut nama baiknya tercoreng.

"Baik jika itu maumu. Kutunggu kedatangan kalian 2 x 24 jam jika tidak, surat perjanjian pernikahan dan bantuan hukum akan kuperlihatkan ke wartawan." gertak Alex mempertahankan harga diri putrinya.

"Baik, Tuan. Secepatnya keluarga kami ke sana."

Itulah awal Justin akhirnya melamar Maya dalam pengawasan Papa Aldo dan Papa Alex. Justin menikahi Maya setelah tiga bulan kejadian memalukan itu. Setelah itu, bukannya Maya berbahagia, justru neraka dunia dipeluknya.

Justin yang dendam karena Maya mempermalukannya di hadapan kedua orang tua, menyiksa batin Maya dengan berselingkuh dengan banyak wanita. Tak segan-segan, Justin memperlihatkan foto kemesraannya dengan beberapa wanita berbeda pada Maya. Jelas hati Maya bagaikan tercabik-cabik. Setahun pernikahan berjalan, Maya sangat tersiksa.

Hingga akhirnya, Maya tak kuasa dan kembali ke rumahnya. "Maya, ada apa kok tumben pulang mendadak?" tanya Mama pada putrinya yang bersedih.

"Justin setahun ini masih suka selingkuh, Ma. Aku harus bagaimana?" tanya Maya yang terdengar telinga Alex. Seketika, Alex pun terbakar emosi.

***

NB: Suka kisah ini? Yuk bantu RATTING + masuk favorit + komentar dan beri stone untuk mendukung Author makin semangat menulis. Terima kasih.