Chereads / Cintai Aku! Istriku. / Chapter 7 - Awal Kesuksesan.

Chapter 7 - Awal Kesuksesan.

Sesuatu buku yang bisa menginspirasi,  karena buku itu Dayyan memutuskan untuk kerja lebih giat. Buku dari seorang gadis bernama Jihan Kamila. 

Diana juga terpesona oleh kata-kata dari Jihan. 

"Jangan menunda taubat karena kita tidak akan pernah tahu kapan Allah akan mencabut nyawa kita. Sebelum dicabut, segeralah bertobat."

Di dalam buku itu sangat banyak motivasi dari gadis bernama Jihan Kamila. Yang hanya diketahui Dayan adalah gadis itu bercadar dengan memiliki mata yang sangat indah. 

Mengaguminya hanya dari sebuah buku. Karena buku itu Diana melihat perubahan yang teramat drastis dari sang kakak. Bahkan Dayyan mengumpulkan uang untuk belajar di salah satu pondok pesantren. 

Dayan meninggalkan kedua saudaranya dan memilih berada di pondok pesantren. Mandiri dan Alfito juga mendukung keinginan adiknya itu.

Di dalam pondok pesantren, ada sempat perasaan tidak betah. Namun pemuda itu melawan nafsunya. Dan semakin giat, bahkan dia juga bekerja serabutan. 

Suatu ketika Dayan sudah memiliki uang dan memberikan penghasilan pertamanya selama berada di pesantren untuk adiknya.

"Terima kasih Kakak. Benar-benar pengaruh positif banget, aku sampai penasaran bagaimana sih Kak Jihan itu sebenarnya," ujar Diana.

"Aku sama sekali tidak pernah berbicara dengannya. Ketika dia berjalan di depanku Aku tidak berani memanggilnya. Namun, yang aku tahu mencintainya adalah sesuatu hal yang sangat indah walaupun aku tidak bisa bersamanya. Biarlah cinta ini menjadi cinta dalam hati. Mana berani juga aku mendekatinya. Kamu adalah sesuatu hal yang sangat istimewa, walaupun aku belum melihat wajahmu. Kamu sudah dengan bukumu. Aku mau Diana, namun aku sadar diri. Aku terlalu malu dengan diriku yang seperti ini," ujar Dayyan.

"Kalau cinta harus dikejar. Setiap orang pasti memiliki kesempatan kedua. Apalagi sekarang kakak benar-benar taubat. Biarkanlah dirimu terbentuk oleh tarikan yang kuat dari sesuatu yang kamu cintai, asal cinta itu positif, itu kan tulisannya Kak Jihan."

"Kok tahu. Kamu baca ya? Sok romantis kamu. Kamu yang fokus sekolahnya. Walaupun masih berada di pondok pesantren masakan bisa mencarikan uang untukmu. Kakak ikut menjadi kuli bangunan, Alhamdulillah uangnya lebih dari kuli barang di pasar. Kamu jaga Mas Alfito baik-baik, jaga kesehatanmu juga. Nanti dua minggu sekali aku beri uang."

"Kak cinta itu magic, mengubah kesengsaraan menjadi kelembutan mengubah pengecut menjadi pemberani. Jadi kakak harus berani, sebelum bunga Kakak ada yang mengambil. Aku akan semangat sekolah. Tenang saja, cita-cita akan ku gapai sampai berada di genggamanku. Bismillah," ujar Diana. 

Dayyan pergi kembali ke pesantren. 

*****

Benar kata mereka, rasa kasih sayang tumbuh merekah setelah saling menerima. Walaupun hidup sederhana, dan hanya tinggal di rumah kecil. Itu sudah membuat ketiga saudara ini merasa bahagia. 

Hingga suatu ketika, Alfito menemukan tas di tempat sampah. Alfito kemudian mengambilnya. Dan membuka tas itu, agar bisa menemukan siapa pemiliknya karena Alfito merasa tas itu masih sangat bagus. 

Benar saja saat dibuka dia mendapatkan sebuah alamat. Gold Star. Alfito ingin segera mengembalikan tas itu. Berjalan kaki sejauh kiloan meter, dan akhirnya dia menemukan sebuah perusahaan yang teramat besar. 

Gedung itu membuat kita tidak jadi masuk karena pakaiannya sangat kumuh dan dia juga tidak bersih. Alfito hanya memandangi gedung itu dia berdiri di samping mobil mewah warna hitam.

"Nak ...." Tepuk seorang kakek di atas bahunya. Kakek itu terlihat sangat kaya raya, dengan pakaiannya yang bersih. Bahkan mobilnya juga terlihat mewah.

"Eh. Maaf Kek," ujar Alfito terlihat malu.

"Boleh saya tahu Itu tas siapa?"

"Saya berniat mengembalikannya Kek, ini bukan tas milik saya, saya menemukan tas ini di tong sampah di pasar tradisional. Saya melihat dokumen-dokumennya sangat penting di dalamnya."

"Terima kasih ini memang sangat penting untuk perusahaan saya Gold star. Sepertinya kamu juga pemuda yang cerdas, bagaimana kalau kamu kerja sama saya."

"Kakek sungguhan? Aku tidak mau diberi imbalan. Aku lebih suka kerja, hasil keringatku sendiri Terima kasih jika kakek mengizinkan saya bergabung. Tapi ...." Alfito terdiam.

"Kenapa? Soal pakaian? Soal kendaraan? Bagaimana kalau saya berikan gaji lebih dulu. Untuk memberi semangat kamu," ujar Kakek itu. Alfito pun menerima.

Alfito dan kakek itu pergi belanja. Kakek itu membelikan banyak baju untuk Alfito dan sepeda motor. Entah Kakek itu merasa yakin dengan kemampuan Alfito.

"Oh ya Kakek. Ngomong-ngomong saya belum tahu nama Kakek."

"Candra Sutio. Saya ini tertarik sekali sama kamu, kalau kamu mau bagaimana kalau aku belikan rumah.

"Mohon maaf Kek. Jangan secepat itu, saya akan menerima semua, jika saya pantas dan sudah melakukan kesuksesan untuk perusahaan. Saya ingin Kakek melihat kemampuan saya terlebih dahulu," jelas Alfito membuat Kakek itu bertambah kagum. 

Itulah awal dari kesuksesan Alfito, sementara Dayyan merambah menjadi arsitektur. Walau berada di pondok pesantren dia membuat rancangan kemudian di jual lewat Alfito. 

Alfito sangat bangga akan kemampuan sang adik sementara Alfito berusaha membuat desain perhiasan. Dari satu paket perhiasan, kalung, gelang, cincin, anting yang dari emas dan berlian.

Musuh sangatlah banyak namun Kakek Candra membiarkan Alfito berkreasi dengan imajinasinya. Suatu ketika ada pemuda yang akan merusak desain yang sudah jadi. Untung Kakek Candra selalu meletakkan kamera tersembunyi untuk mencintai para pekerjanya curang atau tidak. 

Hingga saat presentasi Alfito mendapat pujian karena desain yang sangat menawan dan membuat investor tertarik. Bahkan langsung membelinya dengan harga fantastis. 

Bersambung.