Delon dikejar oleh waktu. Lelaki itu masih saja berlari dari ruangan paling ujung sampai ke ujung lagi demi menjadapatkan keberadaan Antoni.
Delon juga tidak tahu pemilik suara itu siapa. Bahkan ia juga tak pernah merasakan melakukan kontak fisik terhadap lelaki misterius tersebut saat ia memberikan perlawanan.
"Di mana dia ... kenapa seluruh ruangan berisikan ruang kosong? Apa lelaki itu sudah gila?" Monolog Delon sesaat ia mendorong gagang pintu di ruangan terakhir.
Ia tidak menemukan keberadaan Antoni di mana pun. Sepertinya lelaki misterius itu sudah tahu jika pencariannya akan sia-sia. Melihat tidak ada seorang pun yang mengejarnya.
"Brengsek! Dia mempermainkanku!" umpatnya yang langsung melangkah ke arah anak tangga. Menuruni satu persatu dengan mata memicing tajam meski ia penerangan masih sama seperti tadi.
Kedua mata Delon dibuat terpaksa melebar kembali. Mendapati tak ada seoarang pun di lantai bawah, di mana dirinya sempat mendirikan tubuh di sana.