"Bagaimana, Tuan Hernandes? Apa kesepakatan kita berakhir dengan persetujuan dari Tuan Hernandes?" Delon mengetuk-ngetukkan jarinya di atas dagu. Menanti mulut itu mengiyakan apa yang telah Delon tawarkan.
Tuan Hernandes adalah salah satu rekan bisnis yang tak pernah berkhianat terhadap Delon. Mereka saling menjalin kerja sama dengan baik, tanpa diketahui media. Apalagi, Rian.
Delon sudah tahu niat awal dari lelaki paruh baya itu membuat janji dengannya dari awal. Maka dari itu ia dengan cepat mengiyakan janji yang diminta dari asisten pribadi Hernandes.
"Saya tidak mau sampai Rian memperdaya putri saya, Tuan Delon. Anda tahu bagaimana saya menyayanginya bukan?" sahut Hernandes bernada lemah.
Delon mengangkat punggung kekarnya yang sedaritadi bersandar di punggung bangku kebesarannya. Tatapan tajam penuh ambisi itu ia arahkan pada sosok cantik yang sedang mendengar percakapan dirinya dan Hernandes.