"Aku nggak mau resign. Coba kamu pikir sekali lagi, Sayang. Kamu hanya sedang marah aja," bujuknya. Nino masih berusaha untuk meyakinkan istrinya.
Monica mengangkat sendok ke arah mulut Nino. Ia bahkan tak berniat membalas perkataan laki-laki yang berada di depan Monica. Suara denting sendok bertatap dengan mangkuk membuat suasana pagi itu menakutkan.
Nino masih memberikan pandangan lekat pada sosok perempuan di depannya. Berharap Monica membatalkan apa yang telah dia katakan.
"Sayang, kamu marah?" tanya Nino menelisik. Sedangkan Monica hanya membalas dengan deheman malas. "Aku udah kenyang," katanya meminta untuk tidak disuapi lagi.
Kali ini Monica menghela napas dalam, lalu mengangkat pandangan ke arah suaminya. "Jelas kamu kenyang, Sayang. Ini lihat, mangkoknya udah habis, terus kamu mau makan apa lagi kalau nggak stop?"
Nino melebarkan senyum lebar tanpa rasa berdosanya saat Monica memperlihatkan mangkuk bubur itu telah bersih.