"Mama, bagaimana ... apa Rachel mau bicara sama Mama?" Jeno mulai mengayun langkah ke arah istrinya.
Martha bergeming dengan kepala tertunduk lemas. Tangan itu yang terselimuti kulit berkerut itu meremas benda pipih yang berada digenggaman tangan.
"Mau, tapi setelah itu Rachel menutup telponnya. Dia masih marah, Pa sama kita," jawab Martha lemah.
Semangat wanita paruh baya itu telah luntur seiring dengan perkataan Rachel yang membuat Martha benar-benar menyesali keadaan dirinya saat ini.
Ia mengingat saat ia kembali ke ruang rawat putrinya. Rachel sudah menodong dirinya dengan pertanyaan seputar keluarga Anin. Dan mulutnya yang terlepas mengatakan semua kejujuran itu kepada Regan bukan kepada Rachel.
"Apa aku selalu membuat Mama menyesal melahirkanku? Apa diriku memang tidak bisa dipercaya sehingga masalah sebesar ini Mama sembunyikan padaku dan mengatakan kepada kak Regan? Apa Rachel membuat kesalahan selain menikahi anak angkat kalian?"