Martha pulang dengan tubuh lemas meski ia sudah bisa menemukan bagaimana putrinya akan segera bangun.
Bahkan hanya beberapa pelayan rumah yang sempat ia jawab karena ketidak fokusan wanita paruh baya itu saat mengingat jawaban yang diberikan Delon padanya.
Jeno yang baru saja menyelesaikan beberapa pekerjaan dengan Renar pun akhirnya menyerahkan sisanya pada asisten pribadinya yang baik hati. Selalu mengerti keadaannya di saat seperti ini.
Lelaki paruh baya itu langsung menuruni anak tangga dengan langkah cepatnya. Rasa ingin tahunya lebih besar daripada kecepatan kakinya.
"Maamaa! Sudah pulang?" tanya Jeno yang belum sampai anak tangga terakhir. Tapi, sudah berteriak tak sabar. Terkadang mulut tua Jeno selalu tidak sabar melihat wajah murung istrinya.
Martha hanya memutar kepala, sedikit mengangkat kepala ke arah suaminya. Lalu, mengembalikan ke sisi semula. Ia menghela napas dalam.