Delon bingung harus bagaimana mendapati keputusan mendadak seperti ini. Jika, dirinya tidak datang dalam meeting penting itu sama dirinya tidak menghormati para pemegang saham yang begitu gila akan hormat.
"Tapi, gue juga nggak bisa nolak permintaan papa! Aagggh... gue harus gimana?"
"Ada apa, Kak? Kamu kenapa?" Pertanyaan itu membuat tangan yang sedang menyugar rambut hitam, terlepas begitu saja. Kepala Delon menoleh ke arah wajah cantik yang kini terlihat bingung dengan ekspresi wajahnya.
Delon melebarkan kedua tangannya untuk menyambut istri tercintanya. Rachel langsung berlari cepat ke arah pelukan dada bidang suaminya yang terbuka.
Tidak menunggu lama tubuh ramping itu sudah berada di pelukan Delon. Tangan Rachel melingkar erat di pinggang kekar lelaki tampan tersebut. Delon pun tak kalah erat memeluk tubuh istrinya seraya memberi kecupan hangat pucuk kepalanya.