Meski hari sudah hampir pagi, namun Areez masih tetap berada di ruang kerjanya seorang diri. Kata demi kata yang diucapkan Aldrich tiga jam yang lalu terus berputar dalam kepalanya. Meskipun kalimat yang diucapkan Aldrich masih belum bisa dipastikan kebenarannya, namun Areez merasa jika apa yang sahabatnya katakan itu benar.
"Rasanya tidak mungkin jika Zwetta sampai berpura-pura menjadi orang lain, menjadi seorang gadis miskin disaat kehidupannya di New York begitu berkecukupan," gumam Areez pelan, tatapannya masih tertuju pada foto-foto lama Zwetta bersama Robin Jones di New York.
Pernah beberapa kali berinteraksi dengan Elena, membuat Areez tahu jika gadis itu adalah gadis yang baik. Tatapan mata Elena yang begitu tulus itu sangat berbeda dengan tatapan mata Zwetta yang tajam.