"Wah, banyak banget, Ma, uangnya. Lima belas ribu juga cukup, kok, buat Luna beli makanan di kantin," ucap gadis itu saat menerima selembar uang berwarna biru.
"Udah, gak apa-apa. Sekali-kali Mama kasih uang segitu buat jajan kamu. Nanti kalau misalnya ada lebihan bisa kamu tabung sendiri, ya." Rini mengelus kepala putrinya itu sambil menatap wajahnya.
"Terima kasih, ya, Ma," balas Luna yang kemudian memeluk sang ibu dengan erat.
"Iya, Sayang, sama-sama."
Luna melepaskan pelukannya pada sang ibunda. Gadis itu meninggalkan rumah kontrakannya dan melangkah pergi menuju ke sekolahnya dengan berjalan kaki.
Luna kembali menjalani hari-harinya seperti biasa sebagai seorang anak yang berasal dari keluarga sederhana. Gadis itu menghela napasnya, lalu tersenyum simpul. Dia terus melangkahkan kakinya dengan penuh rasa syukur walaupun saat ini kehidupan keluarganya masih tergolong biasa-biasa saja.