Chereads / I Want You to be My Love / Chapter 20 - Tugas Pertama

Chapter 20 - Tugas Pertama

Setelah sampai di studio, Raka sangat sibuk.

Ia pergi bersama orang yang berada di bagian make up. Kemudian ketika wajahnya sedang di rias, seseorang datang dan berbicara dengannya untuk membicarakan tentang projectnya.

Ketika di make up saja Raka breafing. Belum lagi seseorang yang datang membawakan minuman dan makanan kecil karena laki-laki itu mengatakan dirinya sedikit lapar, melihat itu Syifa semakin yakin kalau Raka adalah laki-laki yang sibuk.

Lala menggeleng kepalanya pelan, "ckckck … Kak Raka terlihat berbeda ya sama ketika gue bertemu dia di lift. Waktu itu dia terlihat biasa, tapi sekarang aura superstarnya muncul. Semua orang mengelilinginya dan berbicara padanya. Bahkan ada beberapa orang yang meminta foto dan memintanya untuk menyanyikan sebaik lagu, Kak Raka benar-benar penyanyi yang terkenal."

Melihat apa yang terjadi di depannya, lala masih tidak menyangka kalau orang yang mengajarinya menggunakan lift adalah Raka sang penyanyi terkenal. Kalau Lala tahu dia itu adalah entertainer, mungkin dirinya juga ingin foto dan meminta laki-laki itu menyanyikan sebuah lagu untuknya. Apalagi ketika berada di dalam lift hanya ada mereka berdua, semakin banyak kesempatan Lala untuk mendekati laki-laki itu, tapi semua sudah lewat.

Tanpa di sadari, Lala terus memandang Raka yang sibuk. Namun dirinya tidak menyadari seseorang berdiri di sebelahnya dan memperhatikannya dengan tatapan tajam.

Orang itu melihat arah pandang Lala yang melihat ke arah Raka.

"Kenapa? Ganteng ya model iklannya?" tanya orang itu pada Lala.

Sambil tersenyum gadis itu menjawab, "iya … ganteng banget!"

Setelah mengatakan itu Lala menoleh ke arah orang tersebut, betapa terkejutnya gadis itu mendapati Adnan berada di sebelahnya.

"Mampus!" ucap lala pelan sekali. Seorang laki-laki melihatnya sedang memperhatikan cowok dengan wajah seperti itu. betapa malunya gadis itu. Duuuh, kenapa gue harus menjawab pertanyaannya sih? Kesal Lala dalam hatinya.

Setelah dilihat kembali, orang tersebut adalah orang yang mengantarnya pulang saat itu. orang yang menyita KTP-nya dan belum dikembalikan sampai detik ini. raut wajah gadis itu pun menjadi galak dan tatapannya tajam seperti menunjukkan bawa dirinya tidak takut pada orang itu. Debenarnya, dirinya malas bertemu dengan laki-laki itu lagi.

Jadi, dia tergabung juga ke project ini? kata Lala dalam hati memandang laki-laki itu dengan tatapan meremehkan.

"Kenapa kamu menatap saya begitu?" tanya Adnan menatap Lala tajam.

"Nggaaa, saya gak nyangka aja kalau Bapak juga tergabung dalam project ini," jawab Lala.

Nada bicara gadis itu sangat menyebalkan, ingin sekali Adnan mencubit bibir gadis itu.

"Memangnya kenapa kalau saya ada di project ini? saya memang tergabung di project mana pun," kata Adnan kembali.

"Oooh, gitu. Tapi gak usah pamer deh Pak. Saya tahu bapak itu karyawan lama di sini, tapi gak seharunya bapak pamerin pekerjaan Bapak ke saya yang notabenya masih karyawan baru," kata Lala meledek pria itu. Adnan semakin geram.

Nih anak kecil maunya apa sih? Bikin saya emosi terus gak di kerjaan gak di luar kerjaan, keluh Adnan dalam hati. Laki-laki itu pun mengatakan sesuatu untuk memperingati gadis tersebut. "Kamu ini tidak sopan sekali ya dengan saya! Saya peringatkan kepada kamu, jangan sekali-kali kamu mengatakan hal tersebut lagi pada saya, kalau tidak …"

"Kalau tidak apa?"—Lala memotong ucapan Adnan—"Pak Direktur di perusahaan ini akan pecat saya? Hahaha … tidak mungkin!" Lala tertawa kencang kemudian berkata kembali, "nih ya, Pak. Kata Kak Raka, Direktur di perusahaan ini tuh orangnya baik banget!

Lala mengatakan hal tersebut dengan percaya diri. Gadis itu tidak tahu bahwa orang yang sedang bicara dengannya adalah Direktur perusahaan tersebut.

"Iya, saya akan memecat kamu!" tegas Adnan melipat kedua tangannya di depan dada.

Lala tertawa semakin kencang, bahkan gadis itu memukul-mukul pria di sebelahnya.

"Hahaha … ya ampun, Pak. Kalau ngeghalu itu yang bermanfaat kek," ledek Lala.

"Nih ya, Pak. Saya suka banget ngehalu artis-artis korea, tapi saya gak pernag ngehalu kalau saya itu menepati jabatan besar di sebuah perusahaan."

"Kita sesama karyawan sama-sama saling mengerti aja ya Pak, maaf kalau saya memutuskan mimpi Bapak yang mau jadi seorang direktur, tapi Bapak harus bangun dari mimpi itu. Bapak harus melihat kenyataan kalau Bapak itu hanyalah pekerja biasa di perusahaan ini."

Lala cekikikan mendengar Adnan mengatakan bahwa dirinya adalah seorang direktur. Gadis itu merasa menang, ia menanggap laki-laki itu akan menipunya dengan mengaku sebagai Direktur perusahaan agar dirinya takut padanya. Namun, tanpa diketahui oleh Lala, laki-laki itu memang Direktur di perusahaan ini.

Dari tempatnya, Raka yang masih breafing dengan tim kreatif pun melihat sahabatnya sedang bersama seorang perempuan yang merupakan kenalannya.

Ia ijin sebentar untuk menemui mereka. Laki-laki itu berjalan menghampiri sahabatnya.

"Eh? Bro, lo di sini?" tanya Raka pada Adnan. Ia memperhatikan wajah Adnan yang murung. "Kenapa lagi? Lo kok murung terus? Senyum dong," goda Raka pada sahabatnya.

"Nah bener tuh kata Kak Raka, Bapak harus senyum, jangan cemberut terus. Nanti jauh lo h dari jodohnya," ucap Lala ikut perbincangan mereka.

Raka tertawa terbahak-bahak mendengar apa yang dikatakan oleh gadis itu. Lala benar, mungkin saja Adnan sampai saat ini tidak menemukan jodohnya karena mukasnya sellau di tekuk, andai saja laki-laki itu tersenyum pasti tidak satu dua perempuan yang ingin menjadi kekasihnya.

Melihat Raka tertawa, Lala pun ikut tertawa. "Oh ya, Kak Raka. Pak Adnan ini sebenarnya lucu loh, saking dia gak semangat menjalani hidup dia sampai ngaku-ngaku kalau dirinya itu Direktur di perusahaan ini Hahahaha …," kata Lala memberitahu Raka tentang kebohongan terbesar laki-laki itu pada dirinya. Gadis itu tertawa semakin kencang setelah mengatakan hal tersebut.

"Nggak kok, dia gak halu. Adnan memang benar Direktur di perusahaan ini," kata Raka merangkul sahabatnya.

Mendengar itu, seketika Lala merasa dunia berhenti.

"What? Jadi benar kalau Pak Adnan itu Direktur di perusahaan ini?" tanya Lala.

Raka menjawabnya dengan anggukan sebagai tanda bahwa itu adalah benar.

Mati gue! seru Lala di dalam hatinya. Ia melirik Andan yang menatapnya tajam.

Detik kemudian, Adnan memberi isyarat pada Lala bahwa gadis itu harus mengikuti dirinya. Tanpa bicara apa pun, Lala mengerti. ia pun mengikuti laki-laki itu dengan rasa takut.

Bagaimana nasib kerjaan gue di perusahaan ini??? seru Lala dalam hatinya. Bisa-bisanya gadis itu tidak mengenali atasannya. Apa ang akan laki-laki itu lakukan pada Lala? Apakah seperti yang diucapkan olehnya bahwa dirinya akan memecat gadis itu?

****