Sementara aku tertegun dengan perkataan Pricilla yang sangat membuatku merasakan pilu. Apa benar suamiku telah menghamili Pricilla kala itu? Kemudian aku berjalan mendekati Mas Riadi. Ku tatap kedua matanya dan menyentuh pipi suamiku. "Mas ... Apa semua itu benar?" Dengan mata berkaca-kaca, bibirku seketika bergetar dan tak kuasa menanyakan suatu hal yang membuat hatiku sangatlah sakit.
"Tidak, Arini! Aku tidak berbuat seperti yang Pricilla katakan. Aku berani bersumpah jika aku tidak pernah menghamili Pricilla!" Mas Riadi menangis, begitu juga aku. Tapi, aku tidak sanggup menatap kedua mata Mas Riadi. Aku pun pergi meninggalkan Pricilla dan Mas Riadi.
Kemudian, Mas Riadi menggebrak meja di depan Pricilla. Meski kedua tangannya sudah di borgol, ia tetap melakukan itu dengan penuh emosi dan amarah yang membara.
BRAK~~~
"Puas kamu, hah? Kamu tidak berhak berbicara seperti itu di depan istriku, karena aku sedikitpun tidak pernah menyentuhmu!" geram Mas Riadi.