Mas Rendra pun pulang. Ia terlihat sangat kecewa atas sikapku yang seperti ini. Aku tidak punya pilihan lain selain bersikap seperti ini. "Maafkan aku, Mas!"
Aku kembali ke dalam kamarku. Di kamarku ini, aku mencurahkan seluruh isi hatiku yang saat ini dan sejak lima tahun lalu merasakan gundah gulana.
"Besok aku akan pergi menemui Pricilla," desisku dalam hati. Aku tidak boleh menyerah begitu saja. Semoga besok Pricilla mau membantuku merencanakan sesuatu. Dan, semoga Mas Riadi di looh tahanan sana, sudah menemukan jawabannya.
Hari ini, di pagi ini, aku bangun dengan sedikit lemah. Dampak dari penyakit setan ini mulai ku rasakan perlahan. Aku benci seperti ini, aku benci hidupku, aku ingin sekali berteriak dan menjatuhkan tubuhku ke dalam jurang yang sangat dalam.