Aku beralasan akan menemui Mas Riadi. "Kak ... Aku hanya pergi sebentar. Aku minta tolong, ya?" Chintya pun mengangguk dan persilahkan aku untuk segera pergi.
Hal yang pertama Chintya lakukan di rumahku adalah, melihat Radit dan Arinda yang sedang bermain di kamarnya. Chintya menyambangi Radit yang sedang duduk di atas kasur seraya memainkan ponselnya. Wajah Radit yang tampak muram, membuat Chintya penasaran.
"Halo, Bude Chintya," sapa Arinda. Ia sedang asyik mewarnai di atas meja belajarnya. Aku berjalan pelan mendekati Radit dan bertanya ada apa dengannya sehingga memancarkan wajah yang tak biasa. Lalu, Radit pun menjawab pertanyaanku dan membuatku merasa terenyuh.
"Radit ... Ceritakan semua masalahmu pada Bude. Bude tahu kamu sudah cukup besar. Ada apa, Radit?" Tanya Chintya.
"Tante, apa aku salah mengeluh dalam masalah ayah dan mama Arini? Apa aku tidak boleh merasakan kecemasan pada mama?" Tanya Radit.