"Halo!" Sapa Anton.
"H-Ha-Halo ...," getir Chintya.
Aku lihat tangan Chintya bergetar saat memegang ponsel. Ia tampak gugup saat sedang berbicara dengan Anton. Lalu Chintya pun menjawab setelah menghela napas panjang.
"Halo! Anton ini aku, Chintya. Bisakah kamu datang ke rumah Arini sekarang?" Tanya Chintya.
"Chintya? Apa kamu yakin mengundangku datang ke rumah Arini? Sedang, kemarin saja kamu kabur begitu saja?" Anton seolah meremehkan Chintya. Ucapannya sedikit membuat Chintya tersinggung.
"Ya sudah. Jika kamu tidak mau, tidak usah datang ke sini." Chintya menjawab perkataan Anton dengan sedikit sinis.
"I-I-Iya, aku pergi sekarang." Anton menutup telepon dan bergegas pergi ke rumahku. Sementara itu Chintya menunggu kedatangan Anton dengan hati gelisah. Aku pun mencoba menenangkan Chintya dengan merangkulnya.
"Sabar ya Kak. Setelah ini, pasti masalah Kakak selesai." Chintya memelukku dengan sangat erat, sampai-sampai ia lupa bahwa masalahku jauh lebih berat.