Aku mencobanya kembali. Sementara Chintya yang terus saja mengoceh. Chintya membuyarkan pikiranku karena sikapnya yang tidak sabar. "Arini? Gimana? Apa Anton menjawab?" Tanya Chintya seraya berdiri lalu berjalan pelan ke arahku.
"Belum, Kak! Sabar dulu, ini sedang ku usahakan."
"Apa aku hubungi Pricilla saja, ya?" Gumamku. Seketika aku memikirkan nama Pricilla. Benar, waktu Anton datang ke sini, dia pernah berkata bahwa Pricilla adalah kerabat dari Kak Chintya. Aku pun menanyakan hal tersebut pada Chintya.
"Oh ya, Kak. Kamu teman Pricilla, kan? Kenapa kamu menghubungi Anton?" Aku mematikan telepon dan duduk di samping Chintya. Tapi saat aku menanyakan tentang Pricilla, raut wajah Kak Chintya berubah. Ia mengerutkan kedua alisnya yang menandakan bahwa ia merasa asing dengan nama Pricilla.
"Pricilla? Siapa Pricilla?" Tanya Chintya.