Chereads / Teman Gak Ada Akhlak / Chapter 13 - 13. Dona von Schutzel 3

Chapter 13 - 13. Dona von Schutzel 3

Suasana yang tegang di rumah sakit masih berlanjut. Aprilia dan Dona melanjutkan perdebatan mereka yang telah diprovokasi oleh Reita.

"Aku gak selingkuhi cowokmu. Kalau aku mau, aku langsung sikat aja!" Dona berbicara sembarangan.

"Eh! Diam kamu nggak! Pelakor kayak elu gak usah sekolah deh. Kalau mau dapat pacar, cari yang lain! Jangan cowokku, Jenfa Pelakor!" Aprilia mengejek Dona.

"Janda Pelakor? Jangan panggil aku kayak gitu. Aku gak pernah rebut cowok kamu," tegas Dona dituduh sembarangan.

"Kau pasti sembunyikan Riku kesayanganku. Aku tahu kamu ingin cepat kawin agar kamu didesak orang tuamu untuk cepat kawin sama CEO Dingin itu!" Jelas Aprilia.

"Terus, berapa uang yang kamu kuras dari Kartu Bisa cowokku?!" Tanya Aprilia dengan tatapan yang tajam.

"Aku gak pernah nyentuh Riku yang selalu selingkuh sama Ruka. Riku gak ada apa-apanya. Modal ganteng doang. Tapi,.tidur mulu," oceh Dona tidak jelas

"Daripada kamu yang kerjanya rebut cowok mulu. Apalagi, Riku. Jangan bikin aku marah lagi!"

"Kamu kenapa sih? Cerewet banget jadi cewek!" Dona merasa jijik ketika omongan Aprilia ingin menjatuhkannya.

"Yah, semua cewek itu cerewet tau! Gak ada yang pendiam kayak orang yang merasa disakiti seperti adegan Sinetron Kumenangis." Aprilia berdebat tidak karuan

"Lebay! Itu tandanya kamu kebanyakan nonton Sinetron terus!"

"Sinetron tu bermanfaat tahu. Itu untuk mendapatkan pembelajaran sebagai pacar atau Istri yang baik. Gak kayak kamu keluyuran terus. Emangnya mau cari Duda?"

"Mending kamu cari sendiri! Aku mau tidur aja diganggu. Mau hidup tenang aja susah banget."

"Halah! Hidup tenang dengan hasil merebut Kartu Bisa Riku Kesayanganku. Cuman aku yang bisa peras uangnya. Bukan kamu yang selalu ingin seblak gak jelas gitu."

"Seblak enak tau! Lebih enak kalau dimakan di kelas yang tenang. Kalau kamu selalu post makanan mewah di Ciwalk terus. Udah gak jelas, pencitraan lagi."

"Masih mending daripada kamu yang selalu ambil makanan orang. Gak beli sendiri napa!"

Reita pun tersindir lagi. Ia merinding karena omongan Aprilia cukup jelas dan panjang lebar. Reita tidak bisa berkata apapun pada Cewek Paling Cerewet Seantero Sekolah.

"Buset! Bener juga nih cewek!" Gumam Reita matanya tertuju dengan Aprilia.

"Emangnya kamu bisa apa? Beli doang tapi gak bisa masak. Nanti, cowoknya pergi ninggalin kamu dan kamu gak bisa nikah. Awokawokawok." Dona menertawakan Aprilia yang tidak bisa masak.

"Jangan sembarang kamu! Emangnya kamu gak punya bukti apa? Kalau enggak, sama aja bohong!" Aprilia mengoceh seperti cewek pada umumnya.

"Halah! Selly dah tahu aib kamu. Kamu gak bisa lari dari kenyataan. Kamu nanti gak bisa hidup bahagia selamanya. Cuman hidup sebatang kara di Sinetron."

"Biarin! Gue dan Riku selamanya. Gak kayak kalian yang pengen jadi pelakor yang ingin mendapatkan bank keliling."

"Bank keliling? Bank Jago kali! Cewek kok selalu kuras uang cowok?!"

"Gak usah umbar kekurangan gue! Semua manusia punya kekurangan tau!"

"Kalau gitu, Pelakor juga sama dong!"

"Pelakor kayak kamu mah kurang ajar! Harus jadi Janda keknya."

"Kamu aja deh! Yang penting gue makan seblak sepuasnya. Ga kayak kamu yang cerewet mulu. Ujung-ujungnya, kamu mau merencanakan rencana untuk menikahi anakmu sama CEO Kaya itu."

"Entar kamu sakit perut gara-gara kebanyakan makan seblak, kan? Jadi itu yang membuat Riku ingin menggendongmu ke UKS? Jangan mimpi kamu! Itulah sebabnya kamu pelakor gak jelas!"

"Mana ada! Aku akan cuman sakit perut beneran. Gak ada maksud tertentu!"

"Halah! Jangan banyak alasan kamu! Kamu pasti begini. Kamu ...." Aprilia melanjutkan perdebatannya.

Perdebatan Aprilia dan Dona masih terus berlanjut. Tanpa mereka sadari, matahari ingin tenggelam karena sudah capek berurusan dengan perdebatan dua cewek yang tiada otaknya.

Reita menunggu momen Dona dikalahkan oleh Aprilia. Namun, harga diri Dona tidak membiarkan dirinya terhina. Ia masih membela diri dengan ocehan yang lama sekali.

"Ini nih cewek ketemu dengan cewek. Lama banget dah! Kapan Dona amsyongnya?" Tanya Reita dalam hati.

"Nunggu aja deh! Tanggung. Udah mau malam," lanjut Reita melihat Virtual Phone miliknya yang sudah menunjukkan pukul 17:23..

Reita masih mendengar perdebatan Dona dan Aprilia yang belum berakhir. Ia hanya mendengar ceramah Aprilia yang bertele-tele sampai selesai. Ngomong salah, diam salah. Itu sebabnya cewek cerewet meresahkan sekali.

"Argh! Sampai sampai begini? Nggak kelar-kelar sampai malam, nih," keluh Aprilia karena sudah tahu sudah mau malam.

"Gak usah bacot! Aku sudah sebarin video Live yang kau buat dan kau akan dipanggil menjadi Janda Pelakor! Cek sendiri Pecebook-mu!" Aprilia mulai tersenyum sambil memegang Virtual Phone miliknya.

Dona tidak mengerti. Tapi, ia mengecek sebuah akun Pecebook-nya dan melihat ada yang aneh dengan notifikasi yang cukup banyak yang memenuhi angka 99++ di Virtual Phone milik Dona..

Ada banyak hujatan online yang terpampang di Grup SMAN 2 Bandung. Dona sudah dijuluki Janda Pelakor karena menunjukkan jati dirinya untuk mendapatkan Riku demi seblak 10 tahun mendatang.

Dengan hujatan yang cukup pedas itu, Doan menjadi baperan karena dibilang Janda Pelakor. Para Netizen SMAN 2 Bandung malah simpati kepada Riku yang gampang diperalat oleh Janda Pelakor.

"Kenapa gue jadi gini?! Ini pasti salah kamu!" Dona menuduh Aprilia.

"Coba liat video yang Live tadi!" Aprilia menjadi sadis.

Dona terkejut karena ia menonton video di akunnya sendiri. Ia melihat dirinya yang sedang Live dengan berniat untuk berselingkuh dengan Riku agar ia bisa mendapatkan uang yang banyak.

Aprilia tersenyum dengan lebar karena ia bisa menceramahi Dona dengan kekuatan rap para cewek di Indonesia.

"Apa gue bilang. Ternyata kamu ini yah Janda Pelakor yang sesungguhnya. Terus kamu, ...." Aprilia mulai menceramahi Dona.

Dona tidak bisa melindungi dirinya karena ia melakukan kesalahan dan membuat Aprilia kesal. Itu sebabnya Aprilia semakin cerewet karena perkataan yang cukup menyakitkan.

Lidah lebih tajam daripada pisau. Itulah senjata cewek-cewek di Indonesia, termasuk Aprilia.

"Bukan! Aku tidak berniat untuk ...." Dona berusaha untuk mempertahankan dirinya.

"Halah! Berisik kamu! Buktinya ini! Sudah capek-capek orang tua sekolahkan kamu, eh kamu malah jadi Janda Pelakor. Jadinya, mereka kecewa sama kamu. Terus kamu jadi beban keluarga yang gak guna dan ...."

Aprilia terus menerus menjatuhkan Dona dengan perkataan sadisnya. Tidak ada yang bisa menahan ceramah dari Aprilia. Semuanya berakhir dengan tangisan. Apalagi Riku yang langsung nangis karna ceramah dari Aprilia.

Jam 18:00, Aprilia menyudahi ocehannya. Ia sudah lelah karena tenaganya sedikit terkuras akibat menceramahi janda Pelakor. Hanya makanan mewah yang bisa mengisi tenaganya kembali.

"Makan itu! Kalau aku lihat kamu, siap-siap saja!" Aprilia meninggalkan Dona dengan puas.

Dona hanya terdiam kaku dan merasakan dalam pikirannya. Kata yang menghina keluar dari mulut Aprilia terngiang-ngiang di kepala Dona. Doan tidak bisa melupakan semuanya. Jadi,

Akhirnya, Dona ketakutan dan melempar beberapa barang ke lantai. Kemudian, ia mengambil selimutnya dan menyembunyikan diri sambil menahan perasaan akibat diceramahi abis-abisan oleh Cewek Paling Cerewet Seantero Sekolah.

Dona menangis keras karena Aprilia adalah mimpi buruk bagi Dona.

Reita tersenyum lebar karena rencana yang ia lakukan berhasil dengan sukses. Dona sudah kena apes dan tidak menyadari bahwa Reita yang merencanakan itu semuanya.

"Rasakan tuh! Gue dah puas liat elu Kerasukan Mantan. Awokawokawokawok." Reita tertawa dalam hatinya.

Reita melepaskan mantel tembus pandang yang ia kenalkan dan menyimpanya. Ia

"Puas banget! Kayaknya gue gak bisa disini terus. Karena dah mau malam, mending gue cabut aja," gumam Reita berencana untuk meninggalkan ruangan Dona dan segera pulang.

"Gue lupa! Yang buat lorong rumah sakit ini pasti Zoro. Pada nyasar semua! Hadeuh! Udahlah! Gue udah mengingat jalannya kemana. tapi, tidak semuanya."

Reota segera pulang ke lobi agar bisa kembali ke rumahnya dan melanjutkan rencana ke Madun. Namun, ia harus segera pulang dan rebahan sebentar di rumah . Ia agak takut uang parkir sepeda akan terus meningkat.

Di tengah perjalanan, ia melihat ayah dan ibunya Dona yang sedang menangis karena tidak bisa sampai di lobi rumah sakit itu. Mereka sudah berjam-jam berada di lorong yang tersesat itu.

"Huwa! Kita akan tersesat selamanya!" Ayah Dona menangis tidak karuan.

"Tetap bersamaku, Sayang! Aku gak akan membiarkanmu pergi! Kamu masih punya hutang padaku berupa traktir di Mall dan lainnya." Ibu Dona memeluk pasangannya dan tidak membiarkannya selingkuh.

Tim SAR tidak bisa menolong para pengunjung rumah sakit yang tersesat itu. Semakin banyak orang yang tersesat yang dapat merepotkan Tim SAR di rumah sakit itu.

"Hadeuh! Kelakuan emang." Reita menepuk dahinya karena kedua orang tua Dona sedang tersesat.

Ia melanjutkan perjalanannya untuk menuju ke lobi. Ia mengabaikan orang yang akhlaknya sudah tidak tertolong lagi. Tim SAR menjadi kesulitan karena jumlah orang tersesat semakin banyak.

Reita masih bisa mengingat arah lorong itu. Ia juga memperpendek arah long yang ia tempeh, sehingga ia bisa ke lobi dengan cepat dan sudah pasti ia dimarahi oleh ibunya.

Setelah sampai di lobi pada tanggal 19:00, Reita menahan nafasnya karena jalan kaki di lorong memang melelahkan. Ia merenggangkan kakinya di lantai dengan tenang dan mengatur nafas agar bisa pulang dengan cepat.

Namun, aa mendengar tangisan seorang cewek yang mengganggu istirahatnya. Ia sedikit penasaran dengan sosok yang menangis itu. Ia menghampiri sumber suara yang tidak terlalu jauh dari lobi yang dipenuhi oleh orang yang tersesat itu.

Ternyata suara yang cukup mengganggu itu adalah Aprilia yang sedang menangis sambil dipeluk oleh pacarnya. Bahkan, tim SAR cukup kesusahan menangani cewek satu ini.

"Riku! Riku! Riku! Aku khawatir sama kamu!" Aprilia memeluk Riku dengan tangisan yang cukup kuat.

"Udah! Jangan nangis! Tuh malu sama orang di sini," b alas Riku mengelus kepala Aprilia.

Reita melihat Aprilia yang dipeluk oleh Riku gara-gara ia tersesat dan tidak tahu arah jalan pulang. Aku tanpamu butiran debu. Riku memeluk dengan erat dan bernafas lega karena telah menemukan Aprilia.

"Pengen ketawa, tapi takut dosa," batin Reita terhasut dengan bisikan mantan.

Reita memutuskan untuk meninggalkan rumah sakit yang sudah gila itu dan melupakan semuanya yang terjadi padanya. Ia sedikit cemas karena ia akan dimarahi ibunya yang sedang berada di rumahnya.,

^****^

Sementara itu, Aprilia sudah meninggalkan ruangan Dona yang sudah terkena

"Rasanya nikmat banget setelah menceramahi Janda Pelakor yang gak ngotak itu. Jadinya, aku akan mencari Riku dan malam minggu di hotel,"

Aprilia dengan semangat segera meninggalkan rumah sakit dan sudah berpesan pada kedua orang tuanya untuk bermalam minggu pada pacarnya di hotel.

Ia berjalan dengan penuh gembira dan tidak sabar ingin bermalam minggu di hotel. Karena ia sudah memesan hotel untuk malam minggu.

Namun, ia tidak bisa kembali ke lobi dan selalu tersesat. Ia selalu kembali ke tempat semula dan mengulangi hal yang sama lagi. Aprilia semakin kesal dengan lorong yang menyesatkan langkah kakinya.

"Apa ini?! Kenapa aku malah nyasar kesini!?!" Teriak Aprilia.

Karena ia tidak bisa menemukan lobi sebagai tempat untuk meninggalkan umah sakit yang cukup gila itu.

Secara tidak langsung, Virtual Phone milik Aprilia mendapatkan panggilan dari pacarnya. Aprilia curhat di Virtual Phone miliknya karena ia sedang tersesat tidak karuan. Jadi, Riku menghampiri Aprilia yang tersesat itu.

Riku segera pergi ke rumah sakit yang penuh dengan lorong maze itu.

Pada saat Aprilia sedang terdiam di lorong menangis, ia ditemukan oleh Riku beserta Tim SAR itu. Setelah membawa Aprilia ke lobi, Aprilia memeluk Riku sambil menangis. Ia menemukan Riku di lorong yang tersesat itu.

Itulah yang menyebabkan menangis ingin dipeluk oleh Riku.

^****^

Reita pun sudah sampai di rumahnya. Ia membuka pagar dengan perlahan pada saat tidak ada yang melihatnya. Kalau menarik perhatian tetangga, mereka akan menahan Reita dan menganggapnya sebagai maling di Kompleks Wangi.

Ia mengetuk pintu yang ada di depannya setelah menyimpan sepedanya di luar garasi. Ia juga menutup pagar rumahnya dengan perlahan tanpa suara sedikitpun.

Pintu pun terbuka. Reita agak sedikit bersalah karena ia peri pada pagi hari dan pulang pada malam harinya. Ini sudah perbuatan para pelakor yang menari mangsa pada pagi hari dan pulang pada dini hari.

Bu Miyoko sudah menunggu Reita selama setengah hari. Tatapan yang kejam seperti Guru Killer Seantero Sekolah menakuti anak kecil seperti Reita. Tidak ada yang lain.

Bu Miyoko menanyakan keadaan anaknya yang sedang berada di luar selama dari pagi sampai malam. Dari jam 7 pagi sampai jam 19 malam.

"Reita. Kamu kemana aja?! Habis ngapain di luar?!"

Reita tidak menjawab sekalipun. Ia sedikit gemetaran karena tidak tahu menjawab apapun. Sepeda mengelilingi kota Bandung terlalu lama, kerja kelompok, ia tidak membawa bukunya, dan belum ingin pacaran.

"A-Aku ... habis ...."

[Rencana Amsyong[

[Dona von Schutzel (Rinsho)]

[1. Kasih Rinsho di bekal Reita di dalam nasi dan kasih ke Dona]

[2. Buat video Live di Pecebook agar memprovokasi akun Pecebook]

[3. Memprovokasi Aprilia dengan cairan pengubah wujud selama Live]

[4. Tonton Aprilia sedang mencocor Dona yang sudah sadar akibat efek Rinsho]

[5. Dona terkena Kerasukan Mantan sebagai pembalasannya Reita]

[Next>>>Madun Renaparte (Kecoa Terbang)]