Chereads / Teman Gak Ada Akhlak / Chapter 18 - 18. Madun Renaparte 3

Chapter 18 - 18. Madun Renaparte 3

Sementara itu, pada guru yang sedang beraksi untuk memberantas Kecoa Terabng yang meresahkan SMAN 2 Bandung.

Mereka pun ke kelas XI MIA untuk mencari keberadaan kecoa agar mereka bisa menyemprotnya dengan Baigon.

Setelah itu, mereka akan mencari tahu siapa yang dalang dari semua ini. Orang yang membuat kekacauan di SMA yang tercinta itu.

Mereka melihat kecoa dan menyemprotkan Baigon ke tubuh mereka. Seketika Kecoa Terbang itu mengalami kerusakan dan tidak bisa bergerak karena efek Baigon yang menyerang sel kecoa itu.

Setelah itu, mereka bergerak secara berkelompok untuk mencari pengendali kecoa yang meresahkan sekolah.

Tak lama kemudian, ada Aprilia yang berada di lorong sambil mencari kasus Kecoa Terbang yang menakuti dirinya sampai ingin menangis. Ia sendiri ingin memecahkan misteri tanpa bantuan Riku sekalipun.

"Aprilia!" Panggil Bu Rena pada Aprilia yang sedang kebetulan lewat untuk mencari kecoa robot itu.

Aprilia menghampiri panggilan itu secepatnya. Ia mendengar suara panggilan dari jauh karena ia takut digosipkan karena Riku berulah kembali.

"Yes, Madam! Can I help you?!" Tanya Aprilia muncul seketika.

(Can I help you? = Ada yang bisa dibantu?)

Bu Rena meminta tolong, "Follow with us please! We want you to get rid of those annoying cockroaches."

(Follow with us please! We want you to get rid of those annoying cockroaches = Tolong ikut dengan kami! Kami mau kamu membasmi kecoa yang meresahkan ini)

Aprilia adalah murid teladan bagi Bu Rena. Ia bisa bahasa Inggris dengan aksen British karena ia merupakan darah dari Inggris. Selain itu, Aprilia adalah cewek yang dapat mengobrol bahasa Inggris dengan lancar meskipun ia cerewet dan selalu memarahi pacarnya.

Jadi, Bu Rena dapat mengobrol Aprilia dengan mudah.

"I'm ready! Let's rid them quickly!" Terima Aprilia sambil memegang Baigon ukuran mini.

(I'm ready! Let's rid them quickly! = Aku siap! Ayo singkirkan mereka secepatnya!)

Aprilia bergabung untuk memberantas kecoa palsu. Kalau kecoanya asli, ia akan ketakutan seperti tadi. Ia akan menangis keras sambil memanggil ibunya karena terjebak dengan kecoa.

Mereka pun sudah sampai di Kelas XI MIA 2 dan XI MIA I sebagai akar dari permasalahan Kecoa Terbang itu. Mereka masuk ke kelas dan menyemprot kecoa itu dengan cepat. Satu per satu kecoa telah mati diterjang badai Baigon. Tidak ada kemungkinan mereka untuk selamat.

Sementara itu, Reita bersembunyi di belakang tembok. Ia memandang Riku dan Ruka sambil berpelukan dari belakang. Ini cukup bagus buat rencananya untuk jaga-jaga.

"Yosh! Sekarang, gue bisa tenang disini. Bentar lagi Madun bakal disalahkan atas semua ini dan rencana kedua gue akan berhasil."

Ia masih bersembunyi di tembok untuk menyembunyikan jati dirinya. Ia belum bergerak sekalipun agar tidak dicurigai sebagai orang yang melakukan prank Kecoa Terbang

Sementara itu, para guru, termasuk Aprilia berhasil mengendalikan kecoa dan memasukkan kecoa itu ke kandang untuk dibawa ke kebun binatang. Kalau bisa, mereka akan mengirimkannya ke hutan Afrika.

Mereka menemukan pengendali yang masih menyala. Mereka memeriksa pengendali kecoa itu. Ternyata, alat pengendali itu dikendalikan oleh Madun agar mendapatkan jam kosong pada pelajaran berikutnya.

"Ternyata Si Madun yang melakukan kejahatan ini. Ternyata buat jam kosong juga." Bu Misha menebak dengan benar.

"Ini masih 3 menit lagi," lanjut salah satu guru.

"Aaaa! Bikin kerjaan aja Madun!" Teriak Pak Sinetron menjadi pemarah.

"Tidak akan kumaafkan! Kita harus panggil para murid dan membersihkan kekacauan ini!" Usul Aprilia dengan respon yang cepat.

Mereka pun mencari siswa dan siswi agar mereka kembali ke kelas mereka masing-masing. Kedua kelas sudah diamankan guru. Sisanya, Bu Misha mengumpulkan semuanya dan menyerahkan kepada pecinta alam.

Namun, jam istirahat sebentar lagi telah habis. Mereka harus mengingatkan pada siswa dan siswi mereka untuk masuk ke kelas setelah mereka membasmi Kecoa Terbang.

Jadi, mereka harus mengajak siswa dan siswi harus kembali ke kelas mereka masing-masing untuk mengikuti pelajaran pada jam berikutnya.

Mereka bergegas menuju ke sebuah teriakan dan tangisan seorang siswa yang tidak jauh dari lingkungan sekolah. Mereka mendekati sumber suara dalam bentuk kecil dan memeriksa keadaan yang terjadi di sana.

Setelah sampai di sumber suara itu, mereka menghentikan langkah mereka. Wajah mereka keringat dingin dengan peristiwa pelukan itu. Aprilia menepuk wajah dengan malu karena kelakuan pacarnya yang selalu dijadikan konten media sosial.

Pelukan yang erat itu dijadikan konten EluTube dan Pecebook. Entah kenapa Riku selalu dipeluk Ruka ketika ia merasakan kantuk yang tidak bisa ditahan. Kejadian tersebut sudah pernah terjadi sebelumnya ketika Riku memasuki MOPD.

"Kecoa! Kecoa!"

"Tolong gue! Gue dipeluk cewek cantik! Huhuhu!" Teriak Riku mengucurkan air mata karena dipeluk cewek cantik.

Para siswa dan siswi yang melihatnya merekam momen yang romantis itu.

"Hadeuh! Dasar Beban Pacar! Selalu saja gini!" Gumam Aprilia menepuk dahinya melihat Riku dipeluk Ruka dari belakang.

Para guru malah bersyukur melihat kelemahan Riku terulang kembali. Pelukan Ruka bisa menjadi hukuman Riku pada aturan sekolah jika Riku membalas soal guru dengan soal yang lebih sulit dan membuat Bu Aya dan Pak Sinetron tersiksa dengan soal Riku.

"Syukurlah Riku nangis! Gara-gara dia membalas soal dengan soal, akhirnya dia kena azab berupa dipeluk cewek cantik kek Ruka."

"Murid Gak Ada Akhlak Dipeluk sama Cewek Cantik." Salah satu guru menyebutkan Sinetron Azab yang ia tonton.

"Sekalian saja Riku nikah sama Ruka biar tahu rasa!"

"Bu Aya. Tolong lihat ini! Aku akan mengirim kamu video hukuman Riku dipeluk sama Ruka."

"Nggak guru, nggak murid, semuanya gak ada akhlak." Aprilia berkomentar mengenai guru dan murid yang tidak ada akhlaknya.

"Harusnya, gue balik aja ke Inggris biar hidup tenang," lanjutnya.

Bel pun berdering lagi. Siswa dan siswi mendengar bel itu dan kembali ke kelas setelah merekam Riku dipeluk oleh Ruka. Ruka pun dipanggil oleh para guru untuk mengumpulkan kecoa gadungan meskipun ia agak was-was. Aprilia menghampiri Riku

"Kamu itu yah! Beban Laki kamu! Dipeluk cewek cantik aja nangis! Apalagi nikah. Udah gitu, kamu gak berubah lagi. Cowok itu harus kuat! Nangis terus kek cewek lemah tau gak!" Aprilia memarahi Riku dengan lidah cerewetnya.

"Maafkan aku! Aku terlalu lengah." Riku menahan tangisannya.

Riku dan Aprilia kembali bersama. Riku berada di belakang Aprilia karena Riku malu kepada cewek cantik seperti Ruka di hadapan Aprilia. Mereka bergegas ke kelas Reita untuk memanggil Madun Renaparte.

Mereka akan memanggil nama Madun dan meminta pertanggungjawaban atas semua itu. Sudah ada barang bukti yang mereka dapat untuk menuduh Madun.

Sementara itu, Reita sudah kembali ke kelas Madun masih bersembunyi di kolong kursi dan menunggu Kecoa Terbang menghilang dari peredaran bumi.

Para murid masuk kelas dengan kekesalan akibat tidak mendapatkan jam kosong. Mereka tidak bisa menikmati kehidupan mereka yang bebas pada jam kosong.

Semuanya sudah dikendalikan. Tidak ada kekacauan yang terjadi lagi. Mereka terpaksa melanjutkan pelajaran mereka begitu tiba di kelas. Mereka akan menyalahkan Madun karena Misi Jam Kosong telah gagal.

Tak lama kemudian, Pak Sinetron merasakan udara Madun ditemukan oleh Pak Sinetron Madun tidak sengaja menutup mulutnya karena keberadaannya diketahui oleh Pak Sinetron.

"Madun! Sini kamu! Meresahkan warga Indonesia aja kamu yah!" Jerit Pak Sinetron menunjuk Madun.

Madun keluar dari kolong kursi itu dan mencoba untuk kabur Sebelum ia bisa lati, tangannya sudah ditahan oleh Pak Sinetron. Ia tidak bisa kabur kemanapun.

"Eit! Mau kemana kamu?" Cegah Pak Sinetron.

"Woi! Kalian! Gue nemu Beban Murid Gak Ngotak nih!"

Panggilan itu menyebar ke dengan sistem gelombang radio yang dipancarkan oleh Pak Sinetron. Jadi, mereka bisa kesana dan menceramahi Madun sepuasnya.

Setelah para guru tiba dengan wajah mereka yang menyeramkan. Mereka mengepung dan menyudut Madun agar ia tidak bisa pergi kemanapun . Ia harus bertanggung jawab atas semua yang ia lakukan tapi bukan dia pelakunya.

"Ini yang namanya Madun Gak Ngotak yah?!" Tanya Bu Rena menghampiri Madun.

"Ini yang buat Riku jadi nangis gara-gara kelakuan kamu? Terus dia yang membuatku jijik najis gua gelay sama kecoa kan?" Tanya Aprilia dengan lidah yang rap.

"Madun. Kamu dibawa ke BK (Bimbingan Korsleting) untuk dimintai keterangan karena melakukan prank terhadap guru."

Madun dituduh begitu saja. Mereka mengelilingi Madun biar tidak lari dan harus bertanggung jawab atas tindakan berupa membeli Kecoa Terbang di Kalapak dan membuat kekacauan di SMAN 2 Bandung.

"Tidak! Saya tidak melakukan apapun!" Madun membela dirinya.

"Halah! Banyak alasan kamu! Ikutan cepat! Gue jadi ketinggalan pelajaran lagi." Aprilia memaksa Madun untuk pergi ke Ruang BK (Bimbingan Korsleting).

Akhirnya, Madun dibawa ke Ruang BK untuk diberikan hukuman karena telah membuat keresahan di sekolah. Lalu, Aprilia mengantar Riku sebelum kembali ke kelasnya. Riku tidak mau berpisah dari Aprilia.

Suasana sekolah kembali seperti semula.

^****^

Sementara para siswa dan siswi di kelas, Bu Echidna telah kembali. Ia tiba di sekolah dengan membawa uang 2 juta karena ia cantik. Entah kenapa korban kecelakaan itu malah memberikan uang itu kepada Bu Echidna, bukan yang lainnya.

Ia berhenti sejenak untuk bergosip sebentar dengan guru lainnya. Ia mendapatkan sambutan yang baik dari teman yang senang bergosip dengannya, sehingga Bu Echidna lupa mengajar Bahasa Jepang akibat menggosip terus.

Di kelas Reita, ada seorang guru yang sedang mengajar. Para siswa dan siswi belajar seperti biasanya. Reita menunggu kesempatan agar Madun diskorsing.

"Untuk sekarang ini, Madun di skorsing selama 5 hari. Jadi, dia tidak akan mengajar kali ini. Aku akan membawa tas untuknya nanti."

"Karena ia mengidap Kerasukan Mantan dan perbuatan yang ia lakukan, ia perlu pulang ke rumah untuk memperbaiki akhlaknya lebih baik lagi."

Mereka tidak mendengar di depan. Misi Jam Kosong digagalkan karena Madun yang melakukan itu semua. Jadi, mereka mencibir Madun selagi ada kesempatan.

"Tch! Madun pulang duluan."

"Padahal, kita mau pulang duluan."

"Enaknya!"

"Pasti dia bisa rebahan di rumah sambil nonton Tipi."

Di tengah cibiran itu, Reita gembira dalam hatinya. Ia sudah mendapatkan rencana untuk membalas perbuatan Madun terhadapnya. Ia bisa melanjutkan rencananya untuk kedepannya.

"Yes! Madun sudah Kerasukan Mantan. Dia disalahin plus disuruh bawa pulang kecoa Rasain tuh! Sekarang, gua bakal sasarin si Zeni."

Reita melirik Zeni dan Selly sedang duduk di kursi mereka. Pandangan mereka tidak ke papan tulis. Selly memegang ponselnya di atas rok dan melihat status Pecebooknya.

Sementara itu, Zeni sedang gabut sambil melihat ke jendela. Ia tidak mengkhawatirkan keadaan Madun yang diskorsing lebih cepat. Ia juga ikutan iri dengan Madun pulang cepat sambil membawa kecoa.

"Sudah! Kita harus melanjutkan pertemuan kita hari ini."

Bu Guru itu melanjutkan pelajaran lagi. Ia menjelaskan mata pelajaran dengan tidak niat sama sekali. Siswa dan siswi hanya terdiam dengan kaku sambil bengong tidak jelas dengan mata pelajaran yang terasa lambat.

^****^

Pelajaran berakhir. Kelas XI MIA 2 dipersilahkan pulang karena mereka sudah selesai saat itu. Mereka pun buru-buru meninggalkan kelasnya tanpa mengingat sesuatu yang penting.

Kebetulan Reita piket hari ini. Jadi, dia harus membersihkan kelas seorang diri.

"Yang piket, piket woi! Jangan kabur!" Teriak Reita tidak membiarkan siswa dan siswi yang bolos piket.

Namun, mereka menggunakan kecepatan super agar menghindari piket. Terpaksa Reita harus membersihkan kelas sendirian. Tanpa bantuan orang lain lagi.

"Hadeuh! Gini lagi! Bodo amat! Piket aja dulu! Nanti besok mau kerjain si Zeni."

"Tapi, masih belum. Robot Anna Beleng yang gue beli belum sampai juga. Nanti lah! Gue bakal belajar dulu sambil menunggu paket."

Reita bergumam dalam hati seperti adegan sinetron yang selalu menggunakan kata hati setiap kali melancarkan rencana jahat mereka.

Ini sudah menjadi kebiasaan yang sebenarnya tidak boleh ditiru. Tapi, kalau kebanyakan nonton sinetron, tidak ada pilihan lain.

Ketika Reita sedang mengepel, ada seorang wanita yang tiba di kelasnya. Ia memasuki kelas dengan hati-hati karena tidak mau merepotkan Reita yang piket hari itu.

Ada Bu Echidna yang sedang menunggu Reita sedang piket di kelas.

"Reita. Piket sendirian lagi? Mana yang lain?"

"Pulang duluan. Capek ngurusin mereka."

"Mulai sekarang, namaku Echidna Renji. Aku pakai nama suami"

"Gitu yah! Nunggu aja disitu. Gue sudah mau sellesai."

Bukannya menerima perintah Reita, istrinya malah membantu Reita. Suaminya sedikit heran dengan bantuan darinya. Ini sedikit beban. Tapi, sudahlah! Reita membiarkannya.

"Aku gak mau nunggu. Nanti kalau kamu piket sendirian, ada Janda Pelakor yang siap berselingkuh," tolak Bu Echidna mengambil kain pel dan mengelap jendela kelas.

Reita menghela nafas setelah respon itu. Ia melanjutkan mengepel lantai dengan ember yang berisi campuran So Klim yang bercampur dengan air.

Setelah piket bersama, Reita mengambil tasnya dan pulang ke rumah. Bu Echidna berada di samping Reita dan berencana untuk melindungi Reita dari Janda Pelakor.

Mereka meninggalkan sekolah dengan Mobil Sedan Ronda yang melaju dengan cepat. Mereka berdua akan pulang ke rumah dan istirahat sebelum Reita melanjutkan belajarnya.

[Rencana Amsyong[

[Madun Renaparte (Kecoa Terbang)]

[1. Pengalihan Isu saat memasukkan robot kecoa ke tass Madun]

[2. Membuat Keributan sampai satu kelas karena teriakan Madun]

[3. Sebarkan keributan sampai satu sekolah agar semua murid gak belajar]

[4. Salahkan Madun karena ia mengaktifkan Kecoa Terbang otomatis]

[5. Madun dihukum Skorsing 5 hari sebagai pembalasannya Reita]

[Next>>>Zeni Lin Ho (Annabelle)]